Aku menengadah memandang langit di kejauhan. Dia tetap angkuh dengan kesedihannya, tak pernah membaginya denganku. sekian menit aku mencoba menemaninya, meraba perasaannya, namun tetap tak kuasa. akhirnya aku memutuskan untuk mempercepat langkahku, bukan karena aku ingin menghindarinya disaat dia sedih. bukan. tapi karena temanku yang lain sedang sakit, dan aku harus segera merawatnya.
****
Brakk.. aku membukanya sepelan mungkin, tetap saja suaranya menggetarkan yang lain. Dia memang tak pernah bersahabat denganku, meskipun sudah hampir empat tahun aku mendekatinya. Dia tetap meledak-ledak setiap aku melewatinya. Meskipun aku menyapanya setiap hari, dia tak pernah ramah atau setidaknya pura-pura ramah. Berbagai bahasa aku pelajari hanya untuk bisa menyapanya, karena aku sempat berpikir mungkin dia tidak pernah memahami bahasaku. Tapi sudah lebih dari lima bahasa yang aku gunakan untuk menyapanya, dia tak pernah berubah.
"Selamat pagi, good morning" itu yang selalu aku ucapakan ketika aku baru membuka mata. Berusaha mengambil hatinya dengan menyapanya selembut mungkin di pagi yang masih basah. Dia tetap menggeram. Ah, mungkin aku harus lebih santun, pikirku waktu itu. 2 hari berselang, 3 hari, 4 hari hingga belasan hari kuhitung, dia tak pernah berubah. Apa yang salah denganku? mengapa hanya untuk mendapat senyumnya saja aku tak bisa.
Kuputuskan merubah bahasaku dengan logat yang kupaksakan, "Guten morgen." Sia-sia, tadinya aku kira dia bisa lebih santai, tapi dia tetap menggeram. Besoknya aku memilih bahasa yang mungkin bisa mengingatkan dia tentang lukisan monalisa, berharap dia bisa tersenyum secantik monalisa. "bonjour" ucapku dengan suara yang aku usahakan sesengau mungkin, tapi dia tetap menggeram. Ah, mengapa kau begitu angkuh temanku. tak sudikah kau memberikan sedikit senyummu?
Berhari-hari aku memikirkan cara yang ampuh untuk menaklukannya. Akhirnya aku mendapatkan ide, mungkin dengan bahasa surga dia bisa tersenyum atau bahkan menjabat tanganku. "sobahul khoir" ucapku pelan, sembari membetulkan jubah yang kupakai agar penampilanku kearab-araban dan bisa memukau dirinya. Dia tetap saja menggeram.
Aku mulai memutar otakku lagi, apa mungkin dia marah karena aku sudah meninggalkan budayaku, bahasa ibuku. Aku harus mencobanya besok pagi, menyapanya dengan bahasa daerahku. Aku mempersiapkan diri sebaik mungkin, mencari setelan kebaya yang sesuai dengan seleranya dan cocok dengan postur tubuhku. aku harus bisa merebut hatinya. Pagi itu datang juga. aku tersenyum dan menyapanya "sugeng enjing" tapi dia tetap menggeram. Karena jengah melihat tingkahnya, aku memilih diam seribu bahasa ketika menjumpainya, tak pernah lagi menyapanya. tak peduli dia menggeram atau bahkan menggebrak. Hingga suatu petang menjelang, aku berusaha mendekatinya lagi. Karena aku tak kuasa berdekatan dengan dia tanpa terucap kata, meskipun dia tak pernah mengindahkan kata yang kurajut untuknya. "Es tut mir leid" ucapku santun dan penuh penyesalan karena mendiamkan dia selama puluhan hari. Kali ini dia diam, tidak menggeram seperti dulu. Aku tak berdaya menahan haru, dia telah berubah, dia bersedia bersahabat dengan aku. Ingin rasanya memeluknya. Tapi begitu aku menatapnya, aku melihat kesedihan tepantul di matanya.
***
Sekarang aku tahu megapa dia tak lagi menggeram. Ada yang salah dengan badannya, dia sakit. Aku sedih, mendapati kondisinya begitu parah dan menghawatirkan. Aku menyesal terlalu lama tak menghiraukannya. Hari ini aku akan merawatnya dan memeriksakan dia ke ahlinya. semoga engsel di badannya bisa cepat sembuh dan kembali seperti semula. meskipun mungkin dia akan kembali menggeram, aku tak peduli, aku hanya ingin dia cepat sembuh dan tak ada aura kesakitan lagi di wajahnya. Pintu kamarku, semoga kau cepat sembuh teman...
* gambar diculik dari 37degree.wordpress.com dengan bantuan mbah gugel....
Ketika langit bersedih...
BalasHapusAkupun turut hanyut bersamanya...
Karena PLN pasti turut memejamkan mata..
Aku ga bisa ngenet hoiiii...
Hahaha...
Dia itu siapa Nai?
BalasHapusthx ya dh mau mampir ke aku... dh aku folow nih....
BalasHapusNaila...posting yang bener-bener nggak bisa ditebak endingnya nih...keren!
BalasHapusPintu yang rusak ternyata ya, hehehehe, hampir aja saya menduga yang nggak-nggak:P
Sst, Naila kok bisa bermacam-macam bahasa sih...penasaran nih dengan bahasa Perancis yang sengau itu... ;)
Pertamax...keren sob
BalasHapusWow!!! pintu rusak aja bisa bikin seseorang jadi puitis gini yak,, mantap mantap
BalasHapuskerennn
semoa si pintu segera baikan :D
deh... tahannya juga menyapa tapi ndak digubris........
BalasHapusbener2 g ketebak...
BalasHapuskeren ^^
pintunya bagus juga sobat...heheheee....kunjungan malam ne sobat....
BalasHapusBahasanya Aduhai sekali....
BalasHapusAiy Laik Thiz...
BalasHapusmampir perdana di blog sini,
BalasHapusmain balik ya
Wah, misterius juga ya ceritanya. Kirain sang pujaan hati, eh nggak tahunya si pintu kamar. Lucu banget nih.
BalasHapusWoow, mau koment apa ya, diem saya terkagum-kagum baca postingan ini. It's really .....good
BalasHapushahaha...kirain dia=dia, ternya dia=pintu, kikikiki...ada2 aja...
BalasHapushayah..dalem banget kata-katanya.
BalasHapustapi ga taunya tentang si pintu
salam kenal juga!
kufollow balik ya..
o alahhh...
BalasHapusgood blog and good post...Nice can be visite this blog,,,thanks
BalasHapuskirain kenapa. gak tahunya mau menengok teman toh
BalasHapusmet kenal ya pertama2..
BalasHapushehe..pintu kamar tersayang//...
minta dielus-elus tu^^
kasi minyak coba
BalasHapusCerita soal apa sebenarnya ya?? udah ku baca sampai selesai gak ada jawaban, apa sih yang menggeram???
BalasHapuskunjungan di pagi hr yg cerah..menikmati postingan yg enak di baca..
BalasHapussalam kenal,
teman yang malang...oh pintu,
BalasHapusniceeeee pisan postingane euy...
mampir... ^^
BalasHapusaihhhh...!
BalasHapuskasi oli kek :P
Sukses selalu ya dunianaila.blogspot.com ...
BalasHapusyamapunnn,,,,
BalasHapuskirain orng yang benar2 sakit
masih menggeram?
BalasHapusapa si dia ntu doggie yak?
BalasHapuskunjungan abis isyaa ^_^
BalasHapuskatakatanya....ck ck ck :)
hmmm... bahasanya sangat bagus, bisa menjebak asumsi pembaca.
BalasHapusApa ya, mampir ajah ya..
BalasHapuscerdas dalam membuat cerita,,,
BalasHapusmakanya langsung follow ajah deh malam ini.
mana yah komentarkuh???
BalasHapuskasi oli atau gemuk
BalasHapusaku pun tak tega mendengarnya berdecit
Ternyata pintu tercinta tak menguasai bermacam bahasa mbak... Bahasa yg paling dikenalnya mungkin : "krieeetttt..." hahaha
BalasHapusBagaimana, sudah sembuhkah dia kini ? Sudah mulai menggeram lagi..?
BalasHapusMoga pintunya cepet sembuh ya mbak!!! :)
BalasHapus@Shanty, the others, : makasih atas doa kalian, temanku udah sembuh, berita baiknya lagi, dia tak lagi menggeram, mau bersahabat denganku, ^^
BalasHapus@catatan kecilku: hehehe, dia hanya mengenal bahasanya sendiri
@attayaya, secangkir teh dan sekerat roti, TUKANG COLONG: wah saran kalian sehati,, sekarang dia udah lumayan baikan kuk,
@Miss Rinda + Allien99: jiahh, jangan doggie atau semacamnya lah, kalo itu ma aku g berani mendekat apalagi ngajak berteman, hee...
@Trimatra: makasih udah follow, komengnya pake moderasi, jadi gak langsung muncul,^^
@achen: yups.. 3 tahun aku disana, yah sekedar merenda mimpi..
@buwel+beertuah.info+merpati balap+Eysa: makasih.. oyi tok poko'e
@"om_rame": aiih bisa ajah..
@qiny qinnkyuu: ??? ckckck, kaya cicak ajah, hehehe..
@mocca_chi dan Haryanto Blog: ini salah aku yang gak bisa nulis ending, ato emang kalian gak baca mpe selese yah.. @_@
@Skydrugz : udah baikan, lumyan lah..
@umy Diary: hehehe, beneran sakit loh dia.. ^^
@aan: iya, kasian dia, butuh perawatan ekstra..
@siroel, Delia, Henny Y.Wijaya, Ifan Jayadi, Bintang: hohoho, hayo dikirain dia siapa, wah pada mikir macem2.. ^^
@Dark Mouzy: hemm, aku belum sesinting itu mengelus2 pintu, hahha..
@Sang Cerpenis bercerita: iya mb, temanku sekarat..
@chugy: oyi teman..
@tfd: hehehehe, oalah..
@oOz, inge, yudi: hihihi, akunya jadi bingung mau njawab apaan...
@illa: apapun bisa jadi bahan untuk menulis, inspirasi tak bertepi..
hemm, akhirnya kelar juga bales komentar temen2, borongan rek....
@Rawins: huhuhu, ujan ternyata bisa menidurkan PLN juga,^^
BalasHapustenang ajah nay pasTi kbgiaN ewoT iaaa ^^
BalasHapusiaH sipp udah ilanG ko bT'y,galak bgt lg org'y,pantes oraNg kaLimantan,bhs'y pedes amat,,xixixi ^^
Warm Greetings,
|
|
V
Miss Rinda - Personal Blog
tenanG aja naY pst kbgiaN ewoT juga ko ^^
BalasHapusiaH mksh attentioN'y iaa,,g terllu ditanggepin jg yg kmrn,hihihi^^
santai kya di pantaI...hoho ^)^
Warm Greetings,
|
|
V
Miss Rinda - Personal Blog
eH commentQ muncuL ia nay,td soal'y gda bcaanya after approval'y kirain gda,,^^
BalasHapusywd deh kabur lagi...wuuusstttttt
Jadi ini kisah tentang pintu...??? huehehehe... pinter.
BalasHapusBtw, orang pekalongan ya? salam kenal...
@Miss Rinda: huahaha.. bukan maksud hati meminta ewort, sekedar cerita, tapi kalo dikasih ma dengan senang hati, :D
BalasHapusyups, g perlu BT buat hal2 sepel,^^
@Anazkia: salm kenal juga, maksih udah mampir balik,^^
y tu tentang sahabatku pintu yang lagis sekarat,
kisah yang mantap mbak..
BalasHapusbener Lho bahasa postingan ini bagus banget bisa menjebak asumsi pembaca, dimana antara si pembaca bisa berimaginasi berbeda-beda untuk memaknai tuLisan ini. siLahkan dicermati setiap komentar para pembaca tuLisan ini.
BalasHapusnih bahasanya penuh narasi, si_om aja mau mengomentari tuLisan ini jadi enggak pede. takut terjebak daLam berimaginasi, pada akhirnya cuma jadi komentar yang hanya cukup ditertawakan.
boLehLah kaLo begono, Lanjutiiiinn...
::: ahahahaha....
BalasHapus::: naila, naila... lucu benar caramu bercerita... ^_^
::: tapi perspektif yang kamu pakai, sangat kreatif... ^_^
::: nai,, pertahankan semangatmu ^-^
::: naila, ada posting baru lagi di aku,,, kalo sempat, mampir yah ^-^
Assalamu'alaikum, Naila ... tadinya kukira si dia yang menggeram itu matahari, eh ... nyatanya pintu. Bener kata mbak reni, bahasa yang dia mengerti cuma krieeeetk atau brakkkk haha
BalasHapusjiahahahaha...
BalasHapusbagus... baguss...
BalasHapussemoaga si dia gak sedih lagi
BalasHapusbahasa tulisannya indah banget ^_____^
ternyata dia yg dibuatkan catatan bgt indah adalah sebuah pintu ^^
BalasHapuskeren...
Surialis yang menarik :)
BalasHapusjiaaaah...
BalasHapuskirain eh kirain...
bisa aja nah,, ngikngik
cerdas! hanya kata itu yang tepat untuk tulisan ini karena selain bahasanya yang indah, juga tak mudah menebak akhir ceritanya. ijin belajar ukhti..
BalasHapuswah.. tulisannya enak dibaca... salam kenal.,,
BalasHapuskunjungan balik nih.. :D
BalasHapussiapakah dia naila??
hehehehe
moga cepet sembuh temanmu kawan....
BalasHapus^_^
BalasHapusmampir sambil baca coretan !!!
kirain apa? hehehe.kreatif nih tulisannya
BalasHapus