"Hanacaraka" media Rehabilitasi Saraf

Posting Komentar

tadi malam gak bisa tidur, jam 3 AM di ponselku waktu itu, tapi aku masih merem melek, kriep-kriep. udah beraktifitas macem-macem tetep aja, gak bisa merem. ahirnya cuma ada dua pilihan, pesbukan ato baca buku. hehehehe, prikitiuw... dua pilihan yang tidak sebanding, bahkan hampir berbanding terbalik!!!
dari pada bingung mendingan baca buku trud direview di fb ato blog!!
"Hanacaraka" Rehabilitasi Saraf. karya dr. Arman, spesialis saraf (aku lupa singkatan titelnya, wkwkwkw). dalam buku ini, dr. Arman membahsa mengenai hanacaraka, dari aspek artistik, budaya dan bidang keilmuan beliau, kedokteran.
dalam buku ini dijelaskan bahwa hanacaraka dapat merangsang sisi kreatifitas seseorang, menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri, dan bisa menjadi media rehabilitasi saraf dilihat dari aspek spasial huruf tersebut.
manfaat-manfaat di atas dapat diperoleh hanya dengan sering berlatih menulis hanacaraka!!
dalam penelitian tersebut, dr. Arman tidak hanya berfokus pada hanacaraka, tetapi telah dikomparasikan dengan beberapa huruf serumpun, e.g huruf jawa kuno, huruf sunda kuno, huruf India, dll. dari perbandingan tersebut hanacaraka menempati posisi sempurna untuk menjadi media rehabilitasi saraf, bahkan jika dibandingkan dengan metode lain, hanacaraka lebih efektif untuk digunakan. dari sisi budaya, jika riset tesebut didemostrasikan, maka dapat turut menjaga eksistensi budaya Jawa. buat pemerintah jangan samapai kecolongan lagi, budaya kita diklaim oleh negeri seberang (Malaysia trully Indonesia), hehehe...
yang jadi masalah adalah, meskipun dari tingkat SD sampa tingkat menengah penulisan bahasa diajarkan bagi yang bahasa ibunya bahasa Jawa, tetap saja kemampuan penguasaan penulisan tersebut sangat redah, gak expert. apalagi salema ini mata pelajaran Bahasa jawa sering dianaktirikan dan dianggap pelajaran sampingan (based on privet experience, hehehe.
ada kutipan yang menyebalkan, tapi bisa jadi motivasi buat kita
"tak ada seorangpun yang melebihi aku dalam memahami dan mengenal kebudayaan Jawa beserta komponen-komponennya". parahnya kutipan tadi diucapkan oleh Thomsound raffles, yang dalam dironya tak mengalir sedikitpun darah Jawa!!
yuuk, belajar Nulis Jawa, melestarikan warisan leluhur dan jadi manusia yang berbudaya (???).
narsis + rasis dikit ahh,
hidup manusia jawa!!!!!
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar