Ahirnya.. Dengan sedikit perjuangan, begadang sampe jam 2 detemani segelas teh tubruk merek nutu, aku melahap novel ni. dua minggu, Waktu yangg cukup lama untuk sebuah novel. Sebenernya aku tertarik dengan novel ini berawal dari filmnya yang lebih dulu aku tonton.
karya perdana khaled hosseini. Meskipun karya perdana dia berhasil membuat aku nangis bombay, hehe.. novel ni telah diterjemahkan ke 43 bahasa d seluruh dunia, bahkan hosseini dinobatkan menjadi 100 tokoh paling berpengaruh tahun 2008 versi majalah time, woww 2 thumbs up for him!!
latar ceritanya berawal di afgan yg damai kemudian carut marut karena pendudukan sovyet, dan ahirnya jatuh ke taliban. berkisah mengnai pershabatan anak majikan dengan pembantu, amir dan hasan. Amir adalah etnis pashtun yang merupakan mayoritas penduduk afgan, dari keluarga kaya raya dan terhormat di afgan sedangkan hassan adalah etnis hazara, kasta terendah (dianggap rendah) yang bahkan menjdikan mereka pembantupun enggan.
ceritapun berlanjut..
baba, ayah amir tetap memperlakukan hasan dan ayahnya, ali dengan baik mskipun mereka hazara. Sayangnya perlakuan baba justru membuat amir merasa tersisih. Berbagai cara dilakukan amir untuk merebut hati baba, tapi gagal. Hingga suatu hari dia memenangkan turnamen layang-layang di distrik mereka tinggal, hati baba pun mulai cair. Pada saat bersamaan amir melakukan penghianatan terbesar dalam hidupnya terhadap hasan. Mmmm, Penghianatan tersebut selalu menghantui amir namun justru berbuntut pada suatu kebohongan yg beruntun.
and the story goes..
di akhir cerita, setelah 15 tahun baba meninggal, kebohongan terbesar baba terungkap. Siapa yang bisa marah dan menuntut orang yang sudah mati, NO ONE! kadang kehormatan bagi seorang pria lebih berharga daripada sebuah kebenaran yang terpendam. mengutip kalimat teteh: men have their own secret!
ternyata hassan adalah saudara tiri amir (di luar nikah). baba loves hasan by his own way, membiarkan kebenaran terkubur selama puluhan tahun hanya karena kehormatan dan harga diri..!!
membaca novel ini, bener-bener bisa meraba dan merasakan saat-saat menegangkan ketika taliban melewati kaewasan perumahan, membasmi kaum hazara, menegakkan kebnaran (dianggap bnar) dengan cara mereka. Melihat rusakny tatanan masyarakat karena perang, kita juga akan ikut merasa bersalah terhadap hassam dan hidupnya.
Posting Komentar
Posting Komentar