Agrowisata Bhakti Alam Pasuruan

Posting Komentar



Ssst, ini bukan liburan tgl 25 Des kemaren atau liburan akhir tahun. Ini liburan beberapa minggu yang lalu saat mudik dan silaturrahim ke mertua di Pasuruan. Tak ada niat sedikitpun untuk mampir ke tempat wisata, tapi karena waktu itu tiket kereta untuk balik ke Pekalongan habis,  kami berniat membeli tiket bis ke agen yang jaraknya cukup jauh. Tak dinyana, ayahnya duo sholih mengajak kami mlipir untuk sejenak menikmati wisata agro.

Namanya Bhakti Alam, lokasinya di Kabupaten Pasuruan tepatnya di desa Ngembal kecamatan Tutur. Kami kesana dengan menaiki kendaraan roda dua. Meski medan yang ditempuh naik turun, tapi kondisi Jalan cukup bagus. Dari pengamatan kami, belum ada trasnportasi umum menuju kesana. Jadi jika mengagendakan kesna harus dengan kendaraan sendiri baik itu motor maupun mobil. Atau kalau mentok bisa menggunakan ojek / taksi online yang kini sudah mukai tersedia di hampur seluruh kota di Indonesia, termasuk Lasuruan.

Bhakti Alam ini semacam perkebunan beraneka rupa tumbuhan atau lebih tepatnya buah-buahan dari berbagai belahan dunia dengan luas 300ha. Ada melon dengan berbagai variannya, sawo yang gedenya hampir sebesar kepala Affan, buah naga merah putih kuning, jambu, durian sebagai buah unggulan dan masih banyak lainnya. Sayang saat kesana kemaren belum panen raya durian, jadi belum begitu semarak, baru ada segelintir durian di pohon.

Untuk mengelili perkebunan yang luasnya ratusan hektar ini, Bhakti alam menyediakan bis/kereta keliling gratis. Pengunjung akan diantar ke berbagai spot oleh si cacak kereta lengkap dengan pemandunya yang aktif menceritakan koleksi tumbuhan mereka.

Ada beberapa pemberhentian yang kami lalui. Yang pertama kami tuju adalah Taman Hidropinik, disini kami boleh mencicipi buah yang disediakan dengan gratis. Buah sudah dikupas dan dihidangkan, tinggal hap langsung telan. Jenis buah tergantung musimnya, bisa melon, buah naga, jambu tergantung rejeki pengunjung. Waktu kami kesana, kami dapat jatah mencicipi buah naga merah yang manisnya pas di lidah. Disini pengunjung juga bisa membeli tanaman/sayuran yang ditanam secara hidroponik.




Dari taman hidroponik, lanjut ke dapur pengolahan jamu dan aneka keripik. Kami tidak lagi diantar oleh bis, tapi menaiki traktor yang biasanya untuk membajak sawah. Pengalaman yang menarik terutama untuk duo sholih.

Tiba di pengolahan jamu dan keripik, pengunjung juga boleh mencicipi menu yang dihidangkan, jamu kunyit asam dan temu lawak dengan cemilan kriuk keripik pisang original, keripik pisang manis dan keripik singkong gurih umami. Di spot ini pengunjung bisa mengambil foto dengan berbagai latar yang instgramable.

Tempat terakhir yang kami tuju adalah taman bunga, kolam renang, resto pemancingan, taman kelinci dan wisata berkuda. Dari spot pengolahan kami kesana diantar kembali oleh cacak kereta. Dan karena spot terakhir saling berdekatan, kami cukup berjalan kaki untuk menikmati semua wahana. Tak perlu lagi merepotkan si cacak kereta. Disini kami pun disambut dengan jus buah yang lagi-lagi gratis untuk dinikmati.


Sebenarnya hal paling menarik di spot ini bagi saya si penggemar durian adalah saat di pasar buah. Berdatangan buah durian segar dan matang dari kebun. Durian-durian ini sudah diberi label harga di batang buah. Jadi mami bebas memilih sesuka kami sesuai kantong. Dan lagi, si buah durian yang sudah kita pilih akan langsung dibuka oleh si penjaga lapak. Jika rasanya kurang yahud saat dicicipu si cacak pembelah durian, maka pilihan kita  boleh dikembalikan dan kita dipersilakan memilih kembali. Saya sampai tiga kali memilih durian karena baru di pilihan ketiga menemukan durian yang rasanya legit dan aromanya aduhai.

Jika ingin menyantap durian langsung, disediakan gazebu di sekitar pasar buah. Karena dari kami berempat, hanya saya yang penggemar durian, maka satu buah utuh saya makan sendiri. Yang lain menikmati buah lain yang bisa dibeli di pasar buah, ada manggis, melon, jambu jamaika, dll.



Kabar baiknya, hntuk menikmati wisata edukasi kece ini tak perlu merogoh kocek terlalu dalam, cukup sediakan 45rb per orang saat weekend atau 40rb per orang saat weekday. Ini tiket 2018 lalu. Tapi, ternyata di tahun 2019 harga tiket sudah berganti. 50rb saat weekday, dan 55rb saat weekend. Nah, Khusus untuk anak kecil, mulai dikenakan tiket masuk setelah tingginya di atas 85 cm. Jadi batasannya bukan usia, tapi riil tinggi bdaba, tidak bisa dikelabuhi. Anak langsung diukur di depan loket tiket masuk. Terhitungnya tetep murah kok dengan segudang panorama dan fasilitas serta spot foto yang memanjakan mata.

Ahhh, Asik banget deh, hayuk silakan diagendakan untuk mengunjungi Bhkati Alam.
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar