Dia Selalu Menggeram

62 komentar
Sebentar lagi langit akan menangis, entah karena marah atau sedih. Aku mencoba menerka, tapi tak kuasa. Wajahnya pucat pasi, bintang yang biasanya menemaninya pun memilih meringkuk di selimut kabut. tes tes, Belum ada lima menit aku membatin, ternyata dia sudah meneteskan airmatanya. ah, andai aku bisa menemaninya, andai aku bisa tahu alasan dia menangis, andai aku bisa menghapus dukanya.

Aku menengadah memandang langit di kejauhan. Dia tetap angkuh dengan kesedihannya, tak pernah membaginya denganku. sekian menit aku mencoba menemaninya, meraba perasaannya, namun tetap tak kuasa. akhirnya aku memutuskan untuk mempercepat langkahku, bukan karena aku ingin menghindarinya disaat dia sedih. bukan. tapi karena temanku yang lain sedang sakit, dan aku harus segera merawatnya.
****

Brakk.. aku membukanya sepelan mungkin, tetap saja suaranya menggetarkan yang lain. Dia memang tak pernah bersahabat denganku, meskipun sudah hampir empat tahun aku mendekatinya. Dia tetap meledak-ledak setiap aku melewatinya. Meskipun aku menyapanya setiap hari, dia tak pernah ramah atau setidaknya pura-pura ramah. Berbagai bahasa aku pelajari hanya untuk bisa menyapanya, karena aku sempat berpikir mungkin dia tidak pernah memahami bahasaku. Tapi sudah lebih dari lima bahasa yang aku gunakan untuk menyapanya, dia tak pernah berubah.

"Selamat pagi, good morning" itu yang selalu aku ucapakan ketika aku baru membuka mata. Berusaha mengambil hatinya dengan menyapanya selembut mungkin di pagi yang masih basah. Dia tetap menggeram. Ah, mungkin aku harus lebih santun, pikirku waktu itu. 2 hari berselang, 3 hari, 4 hari hingga belasan hari kuhitung, dia tak pernah berubah. Apa yang salah denganku? mengapa hanya untuk mendapat senyumnya saja aku tak bisa.

Kuputuskan merubah bahasaku dengan logat yang kupaksakan, "Guten morgen." Sia-sia, tadinya aku kira dia bisa lebih santai, tapi dia tetap menggeram. Besoknya aku memilih bahasa yang mungkin bisa mengingatkan dia tentang lukisan monalisa, berharap dia bisa tersenyum secantik monalisa. "bonjour" ucapku dengan suara yang aku usahakan sesengau mungkin, tapi dia tetap menggeram. Ah, mengapa kau begitu angkuh temanku. tak sudikah kau memberikan sedikit senyummu?

Berhari-hari aku memikirkan cara yang ampuh untuk menaklukannya. Akhirnya aku mendapatkan ide, mungkin dengan bahasa surga dia bisa tersenyum atau bahkan menjabat tanganku. "sobahul khoir" ucapku pelan, sembari membetulkan jubah yang kupakai agar penampilanku kearab-araban dan bisa memukau dirinya. Dia tetap saja menggeram.

Aku mulai memutar otakku lagi, apa mungkin dia marah karena aku sudah meninggalkan budayaku, bahasa ibuku. Aku harus mencobanya besok pagi, menyapanya dengan bahasa daerahku. Aku mempersiapkan diri sebaik mungkin, mencari setelan kebaya yang sesuai dengan seleranya dan cocok dengan postur tubuhku. aku harus bisa merebut hatinya. Pagi itu datang juga. aku tersenyum dan menyapanya "sugeng enjing" tapi dia tetap menggeram. Karena jengah melihat tingkahnya, aku memilih diam seribu bahasa ketika menjumpainya, tak pernah lagi menyapanya.  tak peduli dia menggeram atau bahkan menggebrak. Hingga suatu petang menjelang, aku berusaha mendekatinya lagi. Karena aku tak kuasa berdekatan dengan dia tanpa terucap kata, meskipun dia tak pernah mengindahkan kata yang kurajut untuknya. "Es tut mir leid" ucapku santun dan penuh penyesalan karena mendiamkan dia selama puluhan hari. Kali ini dia diam, tidak menggeram seperti dulu. Aku tak berdaya menahan haru, dia telah berubah, dia bersedia bersahabat dengan aku. Ingin rasanya memeluknya. Tapi begitu aku menatapnya, aku melihat kesedihan tepantul di matanya.
***


Sekarang aku tahu megapa dia tak lagi menggeram. Ada yang salah dengan badannya, dia sakit. Aku sedih, mendapati kondisinya begitu parah dan menghawatirkan. Aku menyesal terlalu lama tak menghiraukannya. Hari ini aku akan merawatnya dan memeriksakan dia ke ahlinya. semoga engsel di badannya bisa cepat sembuh dan kembali seperti semula. meskipun mungkin dia akan kembali menggeram, aku tak peduli, aku hanya ingin dia cepat sembuh dan tak ada aura kesakitan lagi di wajahnya. Pintu kamarku, semoga kau cepat sembuh teman...

* gambar diculik dari  37degree.wordpress.com dengan bantuan mbah gugel....
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

62 komentar

  1. Ketika langit bersedih...
    Akupun turut hanyut bersamanya...
    Karena PLN pasti turut memejamkan mata..

    Aku ga bisa ngenet hoiiii...
    Hahaha...

    BalasHapus
  2. thx ya dh mau mampir ke aku... dh aku folow nih....

    BalasHapus
  3. Naila...posting yang bener-bener nggak bisa ditebak endingnya nih...keren!
    Pintu yang rusak ternyata ya, hehehehe, hampir aja saya menduga yang nggak-nggak:P
    Sst, Naila kok bisa bermacam-macam bahasa sih...penasaran nih dengan bahasa Perancis yang sengau itu... ;)

    BalasHapus
  4. Wow!!! pintu rusak aja bisa bikin seseorang jadi puitis gini yak,, mantap mantap
    kerennn
    semoa si pintu segera baikan :D

    BalasHapus
  5. deh... tahannya juga menyapa tapi ndak digubris........

    BalasHapus
  6. pintunya bagus juga sobat...heheheee....kunjungan malam ne sobat....

    BalasHapus
  7. Bahasanya Aduhai sekali....

    BalasHapus
  8. mampir perdana di blog sini,
    main balik ya

    BalasHapus
  9. Wah, misterius juga ya ceritanya. Kirain sang pujaan hati, eh nggak tahunya si pintu kamar. Lucu banget nih.

    BalasHapus
  10. Woow, mau koment apa ya, diem saya terkagum-kagum baca postingan ini. It's really .....good

    BalasHapus
  11. hahaha...kirain dia=dia, ternya dia=pintu, kikikiki...ada2 aja...

    BalasHapus
  12. hayah..dalem banget kata-katanya.
    tapi ga taunya tentang si pintu

    salam kenal juga!
    kufollow balik ya..

    BalasHapus
  13. good blog and good post...Nice can be visite this blog,,,thanks

    BalasHapus
  14. kirain kenapa. gak tahunya mau menengok teman toh

    BalasHapus
  15. met kenal ya pertama2..
    hehe..pintu kamar tersayang//...
    minta dielus-elus tu^^

    BalasHapus
  16. Cerita soal apa sebenarnya ya?? udah ku baca sampai selesai gak ada jawaban, apa sih yang menggeram???

    BalasHapus
  17. kunjungan di pagi hr yg cerah..menikmati postingan yg enak di baca..
    salam kenal,

    BalasHapus
  18. teman yang malang...oh pintu,
    niceeeee pisan postingane euy...

    BalasHapus
  19. Sukses selalu ya dunianaila.blogspot.com ...

    BalasHapus
  20. yamapunnn,,,,

    kirain orng yang benar2 sakit

    BalasHapus
  21. kunjungan abis isyaa ^_^
    katakatanya....ck ck ck :)

    BalasHapus
  22. hmmm... bahasanya sangat bagus, bisa menjebak asumsi pembaca.

    BalasHapus
  23. cerdas dalam membuat cerita,,,
    makanya langsung follow ajah deh malam ini.

    BalasHapus
  24. kasi oli atau gemuk
    aku pun tak tega mendengarnya berdecit

    BalasHapus
  25. Ternyata pintu tercinta tak menguasai bermacam bahasa mbak... Bahasa yg paling dikenalnya mungkin : "krieeetttt..." hahaha

    BalasHapus
  26. Bagaimana, sudah sembuhkah dia kini ? Sudah mulai menggeram lagi..?

    BalasHapus
  27. Moga pintunya cepet sembuh ya mbak!!! :)

    BalasHapus
  28. @Shanty, the others, : makasih atas doa kalian, temanku udah sembuh, berita baiknya lagi, dia tak lagi menggeram, mau bersahabat denganku, ^^

    @catatan kecilku: hehehe, dia hanya mengenal bahasanya sendiri

    @attayaya, secangkir teh dan sekerat roti, TUKANG COLONG: wah saran kalian sehati,, sekarang dia udah lumayan baikan kuk,

    @Miss Rinda + Allien99: jiahh, jangan doggie atau semacamnya lah, kalo itu ma aku g berani mendekat apalagi ngajak berteman, hee...

    @Trimatra: makasih udah follow, komengnya pake moderasi, jadi gak langsung muncul,^^

    @achen: yups.. 3 tahun aku disana, yah sekedar merenda mimpi..

    @buwel+beertuah.info+merpati balap+Eysa: makasih.. oyi tok poko'e

    @"om_rame": aiih bisa ajah..

    @qiny qinnkyuu: ??? ckckck, kaya cicak ajah, hehehe..

    @mocca_chi dan Haryanto Blog: ini salah aku yang gak bisa nulis ending, ato emang kalian gak baca mpe selese yah.. @_@

    @Skydrugz : udah baikan, lumyan lah..

    @umy Diary: hehehe, beneran sakit loh dia.. ^^

    @aan: iya, kasian dia, butuh perawatan ekstra..

    @siroel, Delia, Henny Y.Wijaya, Ifan Jayadi, Bintang: hohoho, hayo dikirain dia siapa, wah pada mikir macem2.. ^^

    @Dark Mouzy: hemm, aku belum sesinting itu mengelus2 pintu, hahha..

    @Sang Cerpenis bercerita: iya mb, temanku sekarat..

    @chugy: oyi teman..

    @tfd: hehehehe, oalah..

    @oOz, inge, yudi: hihihi, akunya jadi bingung mau njawab apaan...

    @illa: apapun bisa jadi bahan untuk menulis, inspirasi tak bertepi..

    hemm, akhirnya kelar juga bales komentar temen2, borongan rek....

    BalasHapus
  29. @Rawins: huhuhu, ujan ternyata bisa menidurkan PLN juga,^^

    BalasHapus
  30. tenang ajah nay pasTi kbgiaN ewoT iaaa ^^

    iaH sipp udah ilanG ko bT'y,galak bgt lg org'y,pantes oraNg kaLimantan,bhs'y pedes amat,,xixixi ^^


    Warm Greetings,

    |
    |
    V

    Miss Rinda - Personal Blog

    BalasHapus
  31. tenanG aja naY pst kbgiaN ewoT juga ko ^^

    iaH mksh attentioN'y iaa,,g terllu ditanggepin jg yg kmrn,hihihi^^

    santai kya di pantaI...hoho ^)^

    Warm Greetings,

    |
    |
    V

    Miss Rinda - Personal Blog

    BalasHapus
  32. eH commentQ muncuL ia nay,td soal'y gda bcaanya after approval'y kirain gda,,^^

    ywd deh kabur lagi...wuuusstttttt

    BalasHapus
  33. Jadi ini kisah tentang pintu...??? huehehehe... pinter.

    Btw, orang pekalongan ya? salam kenal...

    BalasHapus
  34. @Miss Rinda: huahaha.. bukan maksud hati meminta ewort, sekedar cerita, tapi kalo dikasih ma dengan senang hati, :D
    yups, g perlu BT buat hal2 sepel,^^

    @Anazkia: salm kenal juga, maksih udah mampir balik,^^

    y tu tentang sahabatku pintu yang lagis sekarat,

    BalasHapus
  35. bener Lho bahasa postingan ini bagus banget bisa menjebak asumsi pembaca, dimana antara si pembaca bisa berimaginasi berbeda-beda untuk memaknai tuLisan ini. siLahkan dicermati setiap komentar para pembaca tuLisan ini.
    nih bahasanya penuh narasi, si_om aja mau mengomentari tuLisan ini jadi enggak pede. takut terjebak daLam berimaginasi, pada akhirnya cuma jadi komentar yang hanya cukup ditertawakan.
    boLehLah kaLo begono, Lanjutiiiinn...

    BalasHapus
  36. ::: ahahahaha....

    ::: naila, naila... lucu benar caramu bercerita... ^_^

    ::: tapi perspektif yang kamu pakai, sangat kreatif... ^_^

    ::: nai,, pertahankan semangatmu ^-^

    ::: naila, ada posting baru lagi di aku,,, kalo sempat, mampir yah ^-^

    BalasHapus
  37. Assalamu'alaikum, Naila ... tadinya kukira si dia yang menggeram itu matahari, eh ... nyatanya pintu. Bener kata mbak reni, bahasa yang dia mengerti cuma krieeeetk atau brakkkk haha

    BalasHapus
  38. saddam Hussain bin Busu1 Juni 2010 pukul 11.56

    bagus... baguss...

    BalasHapus
  39. semoaga si dia gak sedih lagi

    bahasa tulisannya indah banget ^_____^

    BalasHapus
  40. ternyata dia yg dibuatkan catatan bgt indah adalah sebuah pintu ^^

    keren...

    BalasHapus
  41. jiaaaah...
    kirain eh kirain...
    bisa aja nah,, ngikngik

    BalasHapus
  42. cerdas! hanya kata itu yang tepat untuk tulisan ini karena selain bahasanya yang indah, juga tak mudah menebak akhir ceritanya. ijin belajar ukhti..

    BalasHapus
  43. wah.. tulisannya enak dibaca... salam kenal.,,

    BalasHapus
  44. kunjungan balik nih.. :D

    siapakah dia naila??
    hehehehe

    BalasHapus
  45. moga cepet sembuh temanmu kawan....

    BalasHapus
  46. ^_^
    mampir sambil baca coretan !!!

    BalasHapus
  47. kirain apa? hehehe.kreatif nih tulisannya

    BalasHapus

Posting Komentar