Menyusui Saat Hamil, Why Not?

Posting Komentar
Tiap perempuan, tiap ibu pastinya ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Salah satu yang terbaik untuk anak adalah ASI. ASI adalah makanan dan minuman utama bagi bayi. Nutrisinya sangat komplit, tidak ada yang bisa menandingi kandungan ASI, bahkan susu formula termahal sekalipun. Selain sebagai nutrisi, ASI juga mengandung antibodi yang bisa memberikan perlindungan untuk bayi. Jadi sudah menjadi hak bayi untuk mendapatkan ASI, bahkan Islam menganjurkan kepada para ibu untuk terus memberikan ASI kepada buah hati hingga usia dua tahun. Firman Allah dalam surat Al-baqoroh ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan". Setelah dua tahun, tantangan ibu selanjutnya adalah menyapih buah hati untuk lepas dari ASI.

Pengalaman saya pribadi saat anak pertama, Agha, saya sapih di usia 20 bulan. Awalnya saya mantap untuk menuntaskan hak ASI Agha hingga usia 2 tahun atau 24 bulan, namun ada faktor lain yang mengaharuskan saya untuk menghentikan pemberian ASI, menyapih Agha. Jadi saat usia Agha memasuki bulan ke 15, saya baru menyadari bahwa saya telat menstruasi dan dengan alat test murah meriah dua garis merah bertengger menandakan saya positif hamil. Usia kandungan waktu itu sekitar satu bulan. Saya sempat ragu dan galau untuk meneruskan program ASI Agha, apalagi lingkungan menyuruh saya untuk segera menyapih. Bahkan mereka menakut-nakuti dengan berbagai macam cerita. Mitos yang beredar di masyarakat bermacam-macam. Ada yang bilang bahwa ASI saat hamil rasanya jadi tidak enak dan bahaya untuk anak atau asinya basi. Wah wah wah, galau saya semakin akut. Waktu itu saya benar-benar belum tahu ilmunya, karena kehamilan kali ini diluar rencana, bonus dari Allah.

Meskipun kehamilan ini diluar program, saya tetap ingin memberikan yang terbaik, untuk Agha maupun adik bayi dalam perut. Jadilah saya gencar mencari info tentang menyusui selama hamil. Alhamdulillah banyak web maupun blog yang sangat pro ASI dan tetap mendukung seorang ibu menyusui saat hamil, selama tidak membahayakan janin. Saya jadi tahu istilah tandem nursing dan NWP (Nursing while pregnant). Jika tandem nursing adalah menyusui kakak dan adik sekaligus atau secara bersamaan, sedangkan nursing while pregnant adalah menyusui si kakak saat kita hamil si adik. Ada banyak manfaatnya lho jika para ibu yang sebelum anaknya dua tahun sudah dikaruniai bayi dalam perut melakukan tandem nursing atau NWP. Manfaat yang utama adalah, kakak mendapatkan ASI yang cukup minimal sampai usia dua tahun. Hampir semua pakar sepakat dan menganjurkan pemberian ASI sampai dua tahun bukan? publikasi pun sudah ada dimana-mana.

Dengan berbekal ilmu yang sedikit ini, saya mantap untuk melanjutkan program ASI Agha hingga 2 tahun. Bahkan meskipun dokter kandungan langganan saya menyatakan tidak, dan menyuruh saya untuk sesegera mungkin menyapih Agha. Alasan dokter waktu itu adalah agar janin mendapat nutrisi penuh, bukan karena permasalahan pada kandungan. Jadi saya tetap keukeuh untuk lanjut hingga 2 tahun. Saya percaya Allah mengatur segala sesuatunya dengan sempurna., tidak mungkin jika memang nutrisi dalam tubuh berkurang yang terdampak lebih dulu adalah janin, pastinya produksi ASI yang menurun bukan?

Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Agha tetap senang mendapat haknya, dan kehamilan saya berdasarkan kontrol rutin baik-baik saja. Sepanjang itu pula sebisa mungkin saya perbanyak asupan yang bergizi seimbang dan minum banyak air agar kebutuhan nutrisi tubuh saya sendiri, janin dan produksi ASI untuk Agha tercukupi.

Masalah muncul saat kandungan saya berusia sekitar 6 bulan dan Agha berusia 20 bulan. Perut saya seringkali sakit, nyeri dan kontraksi saat menyusui. Saya mulai aware dan was-was. Dari berbagai portal kesehatan ibu dan anak, saya tahu bahwa menyusui memang menghasilkan hormon oksitosin yang membantu menghasilkan kontraksi saat persalinan. Sebenarnya jika kontraksinya ringan dan tidak terus menerus masih merupakan hal yang normal, namun karena saya merasa sakit semakin menjadi-jadi saat menyusui maka saya pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan program ASI Agha, saat usianya 20 bulan.

Setidaknya saya sudah berusaha untuk terus berjuang memberikan Agha ASI saat hamil selama sekitar enam bulan dan berjalan normal. Kabar baiknya, saat adik bayi lahir, semuanya sehat, dengan BB 3850 gram dan PB 50 cm. Bahkan saat saya menulis kisah ini usia adik bayi yang biasa kami panggil dedek Affan sudah 6.5 bulan, perkembangannya pun sangat bagus. Jadi jangan ragu untuk tetap menyusui saat hamil selama tidak ada yang membahayakan janin, dan kehamilannya bukanlah kehamilan beresiko tinggi. Kuncinya adalah yakin pada diri sendiri dan minta tolong pada Allah agar diberi kemampuan. Jangan lupa ikuti aturan mainnya: makan teratur dengan gizi seimbang dan kontrol rutin untuk memastikan semuanya baik-baik saja.


Sumber:
Alquran
https://aimi-asi.org/layanan/lihat/tandem-nursing-why-not (29 April 2018)
http://americanpregnancy.org/breastfeeding/breastfeeding-while-pregnant/ (29 April 2018)
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar