Tentara Allah yang Menurunkan Hujan

Posting Komentar
Siang ini langit sepertinya cemberut, mendung bergelayut. Fatih sangat senang karenanya. Ia sangat mengharapkan hujan segera turun, sudah sejak dua minggu lalu ia menantinya. Musim tak lagi seperti dulu, kadang pagi panas meranggas, siang hari tiba-tiba hujan deras, tak menentu.

“Ma, langit mendung tapi hujan belum juga turun,” keluh Fatih dengan muka cemberutnya.

“Itu artinya Allah masih menguji kesabaran Fatih,” jawab mama dengan senyuman. Fatih manyun mendengarnya.

Fatih menanti hujan karena ia ingin segera bermain air. Selama ini mama tidak pernah melarangnya, hanya memberi batasan waktu, tidak boleh lebih dari satu jam. Tiap hujan datang Fatih akan segera minta izin ke mama untuk main. Fatih masih menunggu, namun hujan tak kunjung datang, hanya gemuruh dan petir yang mulai berkilat-kilat. Jika hujan dibarengi geledek dan petir, mama akan dengan tegas melarang Fatih main di luar, berbahaya. Kali ini wajah Fatih semakin berlipat-lipat karena hujan belum juga datang, justru geledek dan petir sudah bertebaran di langit. Fatih pun memilih masuk ke dalam rumah. "Mama pasti akan melarangnya main air hujan," Pikir Fatih.


Melihat Fatih cemberut seperti itu, mama mengajak Fatih duduk dan merangkulnya.
“Kesayangan mama kok cemberut begini, kenapa sayang?” tanya mama lembut sembari membelai rambuh Fatih.

“Hujannya enggak datang-datang, malah petir dan geledek yang datang, mama pasti enggak mengizinkan Fatih main hujan tho kalau langitnya terlalu ramai? tanya Fatih retoris.

“Daripada Fatih cemberut dan bad mood, mau mama kasih tahu sesuatu?” tanya mama lagi sembari memeperhatikan ekspresi datar Fatih.

“Kasih tahu apa ma?” tanya Fatih belum bersemangat.

“Fatih tahu tidak siapa yang menurunkan hujan?”

“Pasti Allah dong ma,” jawab Fatih mantap.

“Benar, makin pintar saja nih anak mama. Semua yang terjadi di dunia ini pasti atas kehendak Allah, termasuk hujan yang belum datang ini juga kehendak Allah, tapi yang mau mama sampaikan adalah Allah punya Bala tentara, nah tentara-tentara itu tugasnya macam-macam, ada yang mencatat amal baik dan buruk, ada yang menjaga pintu surga, ada yang meniup terompet, ada pula yang menurunkan hujan.” jelas mama pad Fatih. Fatih yang mendengarnya mulai tertarik. Perhatiannya mulai teralihkan ke cerita mama, bukan lagi ke hujan yang tak kunjung datang.

“Siapa ma tentara yang menurunkan hujan? Hebat sekali ya, bisa menurunkan air sebanyak itu dari langit, pasti tentaranya punya sayap, jadi bisa bepindah tempat dengan mudah ya ma.” Seru Fatih sambil membayangkan, “mungkin sekarang tentaranya sedang bertugas di desa lain kali ya ma, makanya disini belum hujan,” Fatih berceloteh sambil masih membayangkan tentara Allah yang menurunkan hujan. Mama tersenyum mendapati imajinasi Fatih yang luar biasa.


“Bala tentara Allah itu namanya malaikat Fat, nah yang bertugas menurunkan hujan adalah malaikat Mikail. Allah maha kuasa untuk memberikan kemampuan menurunkan hujan di berbagai belahan bumi di waktu yang sama pada malaikat Malik, Allah kan Maha keren Fat,” jelas mama sambil berjalan ke rak buku, mengambil sebuah buku yang menceritakan tentang malaikat-malaikat Allah. Fatih pun sudah melupakan penantiannya pada hujan, ia kini fokus mendengarkan mama bercerita tentang malaikat Allah. Di tengah cerita mama dan Fatih bersama-sama menyanyikan lagu Sepuluh Malaikat dan Tugasnya.
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar