Perempuan dan Lingkungan

Posting Komentar
Berbicara soal lingkungan rasanya tidak akan pernah habis untuk dikulik. Apalagi jika sudah menyangkut pemanasan global dan nasib bumi yang semakin tua, sekarat, dan menyedihkan. Menurut Om Wikipedia pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan global ini disebabkan oleh ketidakseimbanhan alam yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Sebenarnya gas rumah kaca ini awalnya muncul secara alami di lingkungan dan ini bermanfaat untuk menghangatkan bumi. Tanpa gas rumah kaca maka bumi tidak bisa kita huni karena suhu bumi yang terlalu dingin. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin banyaknya jumlah manusia, maka gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia semakin meningkat dan tak terkendali, sehingga menyebabkan pemanasan global. Gas rumah kaca yang muncul secara alami adalah karbondioksida dan methan, adapun yang dihasilkan dari aktivitas manusia diantaranya CO2, NO2, CFC, HFC, dan PFC. Gas-gas tersebut dihasilkan oleh pembakaran, aktivitas industri, pertanian bahkan aktivitas konsumtif rumah tangga.


Lantas, bagaimana mengurangi gas rumah kaca? Cara paling mudah yang bisa kita lakukan adalah dimulai dari dalam rumah. Perempuan sebagai sosok yang mempunyai peran strategis di dalam sebuah keluarga bisa ikut aktif dalam menjaga kelestarian bumi, mengurangi faktor penyebab pemanasan global. Perempuan, sebagai pengelola rumah tangga sangat mungkin untuk turut serta dalam menjaga lingkungan, mendinginkan bumi, karena perempuan adalah orang pertama di dalam rumah yang berhubungan langsung dengan energi dan lingkungan.

Beberapa hal kecil dan sederhana yang bisa dilakukan diantaranya:

1.  Mengelola sampah rumah tangga.
pengelolaan sampah rumah tangga sudah menjadi hal yang ngetrend beberapa tahun terakhir, sayangnya belum semua orang melaksanakannya dengan baik. Pengelolaan ini bisa dengan memilah antara sampah organik dan non organik. Sampah-sampah organik seperti sisa sayuran, sisa makanan atau rontokan dedaunan adalah sampah yang mudah terurai. Sampah ini juga bisa dioalah menjadi pupuk kompos. Pupuk ini bisa kita manfaatkan untuk tanaman-tanaman di sekitar halaman rumah.

Adapun sampah non organik yang sudah dipisahkan bisa dipilah lagi, mana yang bisa didaur ulang dan mana yang tidak bisa. Sampah yang bisa didaur ulang misalnya kemasan botol kaca maupun botol plastik. Nah, kabar baiknya sekarang ada bank sampah yang bisa menampung sampah-sampah kita. Jadi sampah yang kita kumpulkan ini bisa menjadi uang lho. Selain menjaga lingkungan, bisa juga dapat tambahan uang belanja tho?

Sebagai informasi, pengelolaan sampah di desa saya sangat buruk. Kami tidak punya TPA, juga tidak ada petugas sampah. Jadi hampir semua warga membuang sampahnya ke sungai-sungai yang mengalir di tengah desa kami. Sungai yang dulu waktu saya kecil bisa untuk mandi maupun mencuci sekarang berubah menjadi tempat sampah warga, kotor dan dangkal. Bagi yang punya pekarangan di sekitar rumahnya, mungkin mereka tidak membuangnya ke sungai, tapi membakarnya di pekarangan tersebut, padahal dari hasil pembakaran pun menyisakan limbah berupa karbon. Dilematis bukan?  Ini menjadi pe er bagi para kaum muda dan kaum hawa di desa saya, semoga saya pun bisa ikut berperan aktif, dan semoga di desa lain tidak terjadi hal yang serupa

2. Menggunakan produk yang ramah lingkungan
Para ibu atau perempuan sebagai pengatur rumah tangga bisa banget untuk memilih produk-produk yang ramah lingkungan. Produk yang ramah lingkungan misalnya kita mulai beralih ke popok kain dan meninggalkan popok sekali pakai, meninggalkan pembalut seklai pakai dan kembali seperti jaman dulu menggunakan pembalut kain. Jujur, saya sendiri belum beralih dari pospak ke popok kain. Saat ini saya sedang memantapkan hati untuk beralih. Karena meskipun menggunakan popok kain jauh lebih hemat, namun berarti harus menyediakan waktu lebih untuk perawatan si popok.

3. Menggalakkan program zero waste
Seharusnya jika perusahan punya tantangan untuk zero accident, maka di dalam rumah tantangannya adalah zero waste. Zero waste ini bisa mulai digalakkan terutama oleh kaum ibu. Hal yang sederhana adalah dengan membawa tas khusus saat berbelanja. Kegiatan ini akan sangat berdampak pada pengurangan limbah plastik jika dilakukan secara masal dan masif. Selain membawa tas belanja, bisa juga dengan membawa botol minuman kemanapun kita pergi, sehingga tidak perlu untuk membeli minuman kemasan yang akan menyisakan limbah botol plastik saat bepergian.
'
4. Mengedukasi anak untuk sadar lingkungan
Poin 4 ini menurut saya salah satu yang penting, karena kedepannya jika generasi penerus kita adalah orang yang sadar lingkungan maka tidak menutup kemungkinan perubahan iklim bumi tidak akan berubah secara drastis. Mendidik anak untuk sadar lingkungan bisa dimulai dengan mengajarkan dan memberi teladan dari kecil agar menjadi good habbit. Beberapa kegiatan yang bisa kita teldankan diantaranya membuang sampah sesuai dengan tempatnya, mengajak mereka terlibat dalam project pembuatan pupuk kompos, maupun melibatkan anak dalam menanam tanaman untuk penghijauan.


Ada banyak cara yang bisa dilakukan para perempuan untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan bukan? Jadi mari manfaatkan peran kita. Sebagian nasib bumi ada di tangan kita, perempuan.
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar