Adakah Remaja dalam Islam?

Posting Komentar


Setelah hampir satu minggu saya melewati hari tanpa menulis, dan saya tertinggal beberapa challenge, malam ini saya memaksakan diri untuk kembali menulis. Temanya tentang remaja. Awalnya bingung, subtema apa yang akan saya angkat terkait remaja. Bersyukur bisa menemukan titik terang di detik-detik terakhir, injury time.

Remaja, terlintas di pikiran, beda enggak ya sama pemuda? Dari beberapa yang saya baca ternyata pemuda dan remaja berbeda. Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada periode ini mereka, para remaja dalam proses pencarian jati diri, mendefinisikan dirinya sendiri.

Adapun pemuda adalah masa dewasa awal. Pada periode ini mereka, para pemuda membangun pribadi yang mandiri dan terlibat secara sosial. Yang artinya mereka telah selesai dengan dirinya, sudah mendefinisikan diri mereka sendiri, mengenal dirinya sendiri.

Lantas, dalam islam siapakah remaja ini? Selama saya belajar fiqih, seingat saya tidak ada satu pun bahasan tentang remaja? Atau mungkin saya yang harus mencari padanan katanya. Dalam islam kita mengenal masa anak-anak, kemudian mumayyiz dan baligh.

Mumayyiz adalah anak yang sudah bisa membedakan mana hal yang bermanfaat untuk dirinya dan mana yang membahayakan, sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Sebagian besar ulama' sepakat bahwa usia mumayyiz adalah tujuh tahun. Pada usia ini anak sudah mulai dibiasakan untuk melakukan ibadah wajib seperti sholat maupun puasa. Bahkan saat anak memasuki usia 10 tahun dan belum mau mengerjakan sholat, Islam membolehkan untuk memukul mereka. Pukulan ini adalah pukulan yang mendidik, agar mereka terbiasa untuk melakukan hal-hal yang wajib, menyiapkan diri menuju baligh. Meskipun demikian, anak usia tamyiz atau mumayyiz belum terikat dengan hukum agama.

Adapun baligh adalah anak yang sudah mencapai usia dewasa, umumnya ditandai dengan mimpi basah pada laki-laki dan haidh pada perempuan. Ada banyak tanda-tanda baligh, tidak hanya mimpi basah dan haidh. Tiap anak memasuki baligh dengan usia yang berbeda-beda. Ada yang mulai usia 11 tahun, 12 tahun, 13 tahun atau bahkan 9 tahun. Banyak faktor yang memepengaruhi hal ini termasuk asupan makanan, tontonan dan faktor genetik. Menurut para ulama' batasan usia baligh adalah 15 tahun, jika mereka belum mengalami mimpi basah maupun haidh. Pada fase ini mereka yang sudah mencapai baligh sudah harus bertanggungjawab pada dirinya sendiri, semua amal perbuatannya dihisab dan kelak harus dipertanggungjawabkan pada pengadilan agung, Perhitungan amal manusia. Yang artinya mereka sudah terikat dengan hukum agama.

Dati uraian di atas, saya sadar bahwa Islam tidak pernah mengenalkan kata remaja.  Selama ini usia belasan bahkan diatas 15 tahun dianggap usia remaja, seolah-olah menjadi pembenaran ketika mereka melakukan tindakan yang kurang baik, kurang sopan, tidak pantas atau bahkan melanggar aturan baik aturan agama maupun sosial, dengan dalih masa remaja sebagai masa pencarian jati diri. Padahal pada usia itu mereka sudah dianggap dewasa oleh agama, dewasa muda.

Apalagi jika kita melihat ummat terdahulu, banyak prestasi ditorehkan oleh mereka para pemuda di usia yang sangat belia. Sebagai contoh Usamah bin Zaid yang sudah menjadi pemimpin perang di usia 18 tahun, dan anggotanya adalah para pembesar seperti Abu bakar dan Umar. Kemudian ada Muhammad Alfatih, panglima perang yang sangat terkenal dan telah dinubuatkan, yang menaklukkan Konstantinopel di usia 22 tahun. Ada Zaid bin Tsabit yang menjadi juru tulis nabi di usia yang sangat muda, dan berlanjut menjadi penumupul dan penulis wahyu, Alquran hingga Alquran bisa kita baca seperti sekkarang ini. Seharusnya kita mengambil contoh dari mereka, menjadikan Islam semakin dan Indonesia semakin maju, kuat dan berdaya karena pemudanya yang tangguh. Bukan justru mengalami degradasi moral seperti sekarang ini. Apalagi bersembunyi di balik kata remaja. Mari bangkitlah para pemuda! Bukankah majunya suatu bangsa karena pemudanya??
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar