Cerita tentang Orang China part 1

2 komentar
Tiga minggu sudah berlalu sejak kedatangan mereka, para tamu dari China. Mereka adalah teknisi yang dipanggil khusus ke pabrik tempat aku bekerja. Didatangkan secara spesial dari negeri tirai bambu langsung karena harus menangani mesin baru produksi negeri itu juga. Tidak banyak sebenarnya, tiga orang saja. Tapi, pesonanya (ruwet) menghebohkan seluruh penghuni ruangan.

Bagi kami kedatangan mereka ini menarik. Tentu saja karena ini baru pertama kalinya ada orang asing ke pabrik. Apalagi tinggal dalam kurun waktu yang cukup lama.


Awal kedatangan mereka cukup menghebohkan dan merepotkan. Alasannya sederhana, supir kami tidak bisa berbahasa China atau Inggris, hanya menguasai bahasa Jawa, Indonesia dan Arab. Untungnya, Pak Supir melek teknologi, tidak gagap di usianya yang hampir senja. Memanfaatkan gawai dalam genggaman, Pak Supir menggunakan google translate untuk berkomunikasi. Drama penjemputan pun terselesaikan.

Masalah berikutnya adalah perbedaan lidah dalam merasakan masakan. Di minggu pertama, hampir semua makanan yang kami sajikan ditolak. Hingga akhirnya mereka hanya mau fried rice with egg, bahasa gaulnya nasi goreng telur. Di minggu berikutnya sepertinya kebosanan melanda, harus menyantap menu yang sama setiap siang. Mencoba peruntungan, kami mengajak mereka ke warung makan depan pabrik. Warung makan biasa, tanpa embel-embel mewah. Di luar dugaan, lidah mereka cocok. Alhamdulillah, ini memudahkan sekali. Tiap jam istirahat siang, cukup ajak mereka ke warung, pilih menu, bungkus dan sajikan di ruang makan.

Waktu bergulir, salah satu di antara mereka kembali ke China. Tersisa dua orang. Dan semakin hari kami semakin akrab dengan dua orang ini. Sayangnya hanya satu orang yang bisa berbahasa Inggris dengan cukup baik, nama kerennya Jeremy, aku lupa nama Chinanya. Hampir tiap hari dia ke kantor menanyakan apapun yang ingin dia tanyakan. Bahkan Si Jeremy ini mendapat nama baru dari salah satu rekan, nama barunya Cempe. Jeremy cukup pintar untuk tahu apa itu cempe. Dia menanyakannya pada sejenis gugel menggunakan suara. Melihat hasil pencarian yang penuh dengan gambar kambing, bukannya marah, dia justru tertawa dan menirukan suara "embek". Ya, cempe adalah bahasa Jawa dari anak kambing. Sejak saat itu kami lebih sering memanggilnya cempe.

Mas Cempe ini kian hari kian mengakrabkan diri.  Pernah dia membawakan kami bekal makanan yang dia bawa dari negerinya, permen dan biskuit. Sayangnya aku tak bisa bercerita detail rasanya. Aku tak berani memakannya, sama sekali tidak ada penjamin kehalalannya, meskipun Si Cempe ini meyakinkan bahwa tidak ada sedikitpun babi dalam makanan. Bagiku, lebih baik berhati-hati pada sesuatu yang belum pasti.

Berteman dengan dua orang China ini cukup menghibur dan menambah sedikit pengetahuan. Salah satu ilmu baru yang ternyata berita lama, ada banyak aplikasi dan media sosial yang diblokir di negeri mereka. Padahal selama ini bebas di negeri kita. Beberapa diantaranya adalah Facebook, Instagram, whatssap, twitter dan juga google: si mesin pencari nomer wahid. Karena info dari mereka, saya penasaran. Dan ya, ternyata ada beberapa hal yang mendasari pemerintah China melakukan pemblokiran. Sebagai contoh, abang google buatan Amerika ini diblokir karena jika warga China menggunakan aplikasi ini, maka hanya akan menambah pendapatan abang google, tanpa memberikan manfaat untuk negara. Solusinya, China punya mesin pencari asli buatan mereka sendiri, namanya Baidu. Menurut saya, ini keren, pemerintahnya melarang dan langsung memberikan solusi. Apalagi jika memang alasan di baliknya demi kepentingan negara. Hebat dan salut saya pada pemerintahannya.  Tapi terkait media sosial yang diblokir, bagi pengguna aktif sosmed sepertiku, hal ini menyesakkan dada.

Karena whatsapp diblokir dan mereka mnggunakan we chat, komunikasi kami selama ini menggunakan pesan klasik, SMS. Tak apa lah, nikmati saja apa yang ada.


Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

2 komentar

  1. Menunggu cerita selanjutnya 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang chinanya sudah kembali ke asal. Tp blm.sempet nulia lagi 🙈

      Hapus

Posting Komentar