Agha Minta Makan

Posting Komentar

Sabtu sore, usai memandikan Agha dan Affan aku menyiapkan makan sore untuk Affan. Sekitar jam lima sore menu sederhana Affan siap untuk disajikan. Menu yang selalu kuusahakan menjadi menu seimbang, berisi seujung centong nasi, sayur bening yang berisi wortel, kubis dan bayam, ditambah tempe rebus dan udang kupas goreng nampak sangat menggiurkan. Affan berusaha terus menggapai makanannnya yang masih kupegang. Setelah kulumatkan dan teksturnya sudah sesuai dengan seleranya barulah aku menyuapi Affan di ruang tengah.

Melihat Affan makan dnegan lahap, Agha juga meminta makan.

"Unda, Agha juga mau makan," pinta Agha kepadaku.

"Eh, Agha juga lapar?" tanyaku kaget mendengar permintaan Agha.

Bagiku, Agha meminta makan sendiri adalah momen langka. Agha termasuk orang yang benar-benar mengikuti sunnah nabi. Belum mau makan jika belum lapar. Itu pun harus aku tawari berulang kali. Dan, dalam kondisi lapar pun Agha tetap menjadi picky eater, memilih makanan sesuka hati dan seleranya.

"Agha lapar yo Nda, belum makan sore, tadi kan makan siang," jelas Agha dengan cemberut.

"Oh iya, sebentar ya, Bunda selesaikan Adek Affan makan dulu, nanti gantian Mas Agha ya, atau mau Bunda ambilkan sekarang?" tawarku pada Agha.

"Nanti aja, nunggu Adek," ucap Agha dan melanjutkan aktivitasnya.

Aku pun melanjutkan menyuapi Affan yang makan dengan sangat lahap. Tidak butuh waktu lama, semangkuk kecil nasi plus sayur plus lauk sudah habis tak bersisa. 

Melihat Affan sudah selesai makan, Agha kembali meminta makan, "Unda, sekarang Agha yang makan, Agha lapar."

"Enggeh, sekarang gantian Agha Bunda ambilkan ya," ucapku sembari bergerak cepat memberikan Affan minum air putih.

Aku kembali ke ruang tengah dengan membawa sepiring nasi yang sudah banjir dengan kuah sayur, ditambah tempe goreng, sosis goreng dan telur goreng. Agha segera mendekat minta untuk disuapi.

"Mas Agha cuci tangan dulu ya, habis ini makan sendiri, katanya sudah gede, masa masih disuapi."

"Adek Affan kok disuapin?" protes Agha.

"Adek Affan kan amsih bayi, Mas Agha mau jadi bayi juga?"
"Nggak, ini Mas Agha bukan Adek Agha," kata Agha sembari berlari ke kamar mandi untuk mencuci tangan.

Mas Agha kemudian makan dengan lahap menggunakan sendok. Namun, meski menggunakan sendok tangannya tetap saja ikut bekerja untuk memotong-motong tempe. Dengan masih menyisakan banyak makanan di piring, Agha menyudahi makannya.

"Kok Udahan Gha? masih banyak makanannya lho, nanti mubadzir," ucapku ke Agha.

"Sudah Nda, Agha mau main lagi." jawab Agha acuh.

"Makannya dihabskan dulu, baru main lagi." 

"Sudah, sudah kenyang," kata Agha.

Sepertinya Agha bosan makan sendiri karena ingin kembali main lego. Dan lagi, mungkin memang kondisinya sudah tidak terlalu lapar. Akhirnya, aku mengalah dan menyuapi Agha sisa makanan di piringnya. Ternyata melatih kemandirian memang butuh waktu dan disiplin tingkat tinggi. Kali ini aku mebiarkan Agha, karena ia sedang belajar dan berproses. Pelan tapi pasti terus dilatih. Bismillah.


#Harik9
#Tantangan10hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar