Bermimpilah

Posting Komentar


"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu"

"Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia."

(Andrea Hirata, Sang Pemimpi)
***

Jangan pernah takut bermimpi dan berharap, karena mimpi dan harapan adalah pondasi dari tiap nafas kehidupan. Selagi bermimpi itu belum dilarang dan masih gratis, maka bermimpilah setingi-tingginya.  Rugi jika kita bermimpi pada hal-hal yang kecil dan tak butuh energi ekstra untuk mewujudkannya. Mengerikan kalau kita puas hanya pada mimpi dan pencapaian kecil. Lama-lama kita bisa mengerdil.

Yang perlu digarisbawahi bagi setiap insan pemimpi adalah membedakan antara bermimpi dengan berkhayal. Meski keduanya mirip, tapi sangat jauh berbeda. Konsekuensi logis dari bermimpi adalah adanya upaya untuk mewujudkannya. Sedangkan berkhayal hanya berakhir dan berujung di lamunan dan pikiran. Tak bergerak kemanapun.

Dulu, aku suka sekali berkhayal menjadi penulis. Berkhayal karyaku dikenal publik seperti halnya Ayat-ayat cinta Kang Abik. Berkhayal namaku melegenda seperti Ketika Mas Gagah Pergi karya Mbak Helvy Tiana Rosa. Berkhayal tulisanku menginspirasi seperti Tetralogi Laskar Pelangi milik Andrea Hirata.

Kenapa aku sebut berkhayal? Karena aku hanya menulisnya di angan-angan. Tak ada usaha apapun untuk meraihnya. Baru pada saat aku melihat dunia lebih luas, saat aku melihat betapa kesempatan begitu besar membentang, aku berani bermimpi menjadi penulis. Menjadikannya cita-cita.

Ada banyak alasan kenapa aku benar-benar menginginkannya. Selain karena aku menikmati aktivitas menulis, sehingga menjadikan aku lebih bersemangat dan bertenaga, ada motif lain yang menurutku menjadi alasan utama. Berharap dengan menghasilkan karya, aku bisa menginspirasi orang lain untuk terus berada pada jalan kebaikan. Menjadikannya amal jariyah, yang darinya mengalir ribuan pahala meski aku telah tiada. 

Aku tak pernah tahu, ibadah mana yang Allah terima, yang menjadikan aku layak masuk surga. Aku sadar diri bahwasannya aku manusia yang tak luput dari dosa. Tapi bagaimana pun aku takut masuk neraka, persis seperti syair doa Abu Nawas.

" Ilahilastulil firdausi ahla, wa la aqwa ala naril jahimi."

Yang artinya,

"Wahai Tuhanku, aku bukanlah ahli surga, tapi aku tak kuat di neraka jahannam."

Sayangnya, meski aku mulai memimpikannya, gerakku masih lamban bak siput. Di saat penulis lain bergerak lincah bak kancil yang bertanding, aku masih menjadi siput apa adanya, tanpa strategi apapun untuk mewujudkannya.

Baru setelah aku berjejaring dengang perempuan-perempuan hebat di Komunitas Ibu Profesional, aku mulai bergeliat dan lebih bersemangat lagi menggerakkan pena, merangkainya menjadi aksara. Berbagai usaha lain untuk mewujudkan mimpi ini pun terus kuupayakan, diantaranya bergabung dengan komunitas menulis, lebih banyak membaca, dan yang terpenting terus berlatih menulis lagi dan lagi. Menaikkan jam terbang agar mimpi ini mewujud nyata, bukan cuma khayalan.

#Wanita&Pena
#Day03
#Rumbelliterasimedia




Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar