Hectic di Minggu Pagi

Posting Komentar


Hari minggu pagi  yang biasanya berlangsung tanpa drama, kali ini riuh. Rumah ramai sekali dengan berbagai aktivitas. Mbah ibu sedang bersiap-siap untuk berangkat ziarah bersama tim Muslimat NU Cabang Pekalongan. Mbahkung membantu ibu menyiapkan apa yang belum siap. Ayah bertugas menjaga duo sholih sebelum kuambil alih. Aku dapat tugas khusus memasak bakmi goreng untuk sarapan dan bekal mbah ibu di dalam bis.

Jam enam pagi, sesuai kesepakatan Mbah ibu sudah harus ada di lokasi berkumpul, Kantor Cabang NU Kabupaten Pekalongan. Lokasinya ada di kecamatan Kedungwuni, lebih tepatnya di sebelah alun-alun Bebekan. Jarak tempuh dari rumah sekitar 20 menit perjalanan. Syukurnya, sekitar jam setengah enam, semua sudah siap dan Mbahkung pun sudah memanaskan motor siap menjadi supir pribadi untuk istri tercintanya, Mbah ibu nya duo sholih.


Usai berpamitan dengan kami di rumah, keramaian semakin menjadi-jadi. Agha mulai bertingkah karena ingin ikut Mbah ibu. Untungnya ayah bisa mengalihkan Agha, mengajaknya berkeliling kampung mengendarai motor. Affan pindah ke gendonganku, waktunya untuk sarapan. Alhamdulillah Affan makan dengan lahap.

Sambil menanti mas Agha dan ayah kembali, Affan main puzzle buah milik Agha. Tak lama kemudian Agha kembali dengan wajah sumringah. Apalagi mendengar ayah mengajak bermain air, padahal ini hanyalah taktik ayah agar Agha mau mandi tanpa perlu rayu merayu. Agha dan Affan pun bergantian mandi.

Usai mandi, Agha mengambil lego dan membuat beberapa miniatur gedung. Bosan dengan gedung ia menggantinya dengan robot. Berulangkali Agha menunjukkan hasilnya padaku. Affan sibuk sendiri dengan membuka dan menutup botol. Aku meminta ayah untuk mengawasi mereka berdua. Aku fokus untuk bersih-bersih rumah.

Sebenarnya biasanya hari minggu aku isi dengan berbagai permainan yang lebih terencana. Tapi karena hari ini ada rencana liburan di luar, maka aku tidak merencanakan permainan apapun. Saat aku hendak mencuci piring, tangisan Agha nyaring terdengar sampai belakang. Aku tergopoh-gopoh ke depan.

"Mas Agha kok nangis, kenapa?" tanyaku pada Agha yang dijawab dengan tangisan yang lebih kencang.

"Mainan Agha dirusakin Adek," jawab Agha sembari terisak.

"Ya udah, ayuk kita perbaiki bersama."

Berulangkali aku memperbaikinya, tetap saja jawaban Agha salah. Agha mau yang sama persis bentuk dan susunannya seperti semula. Tangisan Agha makin kencang. Sepertinya dia lapar, kebetulan saja bersamaan dengan legonya yang dirusak oleh Affan. Momen yang pas untuk meramaikan pagi.

Akhirnya untuk kedua kali ayah mengajaknya keluar rumah, kali ini untuk membeli roti. Agha minta roti kesukaannya, Sari Roti sandwich isi coklat. Begitulah Agha, dia termasuk picky eater. Selain pemilih makanan, Agha juga tidak akan makan sebelum benar-benar lapar. Mungkin dia mengikuti hadist nabi, tidak makan sebelum lapar. 

Sebelum dia pergi, aku mengingatkan untuk merapikan mainannya. Tapi Agha ngeles, "Jangan dirapikan Nda, masih mau main lagi nanti yo."

Setelah Agha pergi dengan ayahnya, aku memilih segera merapikan mainan lego nya, daripada saat kembali nanti dia mengingat kejadian tadi dan menjadikan alasan untuk rewel lagi.




#Harike4
#Tantangan10hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional



Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar