Makan Menjelang Tidur

Posting Komentar
Anak-anak memang unik. Termasuk dalam hal selera makan dan polanya, tak bisa disamaratakan. Begitu pun duo sholih, Agha dan Affan, meski terlahir dari rahim yang sama, pola dan selera nya juga berbeda. Meski ini baru pengamatan awal di usia mereka yang masih dini, tiga dan satu tahun. 

Affan, sejak MPASi di usianya yang 6 bulan sudah menunjukkan bahwa ia si penyuka makan dan bukan si pemilih. Apapun ia lahap, menjadi tugas kami orang dewasa di sekitarnya yang harus selektif memilihkan makanan untuknya, tentunya makanan halal dan thoyyib. Adapun Agha, sedari kecil sudah sangat pemilih dalam hal makan, emak zaman now menyebutnya picky eater. Bahkan Agha tidak mau membuka mulut sebelum ia benar-benar merasa lapar. Kebiasaan sedari kecilnya ini ternyata berlanjut sampai sekarang di usianya yang ke 3 tahun.


Malam ini, saat membersamai Agha dalam proses tidur tiba-tiba Agha minta susu. Posisiku saat itu setengah tidak sadar, ngantuk hebat.

"Unda, Agha minta tolong buatin susu," pinta Agha.

"Susu ya, iya sebentar ya," jawabku asal dan kembali menutupkan kelopak mataku yang memang sudah sangat berat.

"Sekarang ya Nda, tapi jangan banyak-banyak, sedikit aja biar Agha nggak muntah," lanjut Agha dengan permintaan lebih detail.

"Enggeh," jawabku masih dengan mata terpejam.

"Ayuk Nda, cepet Agha lapar," kata Agha sembari menggoyang-goyang tubuhku.

Rupanya telingaku cukup tajam mendengar kata lapar dari mulut Agha. Aku segera terjaga, meski kantuk masih bergelayut di mata.

"Agha lapar?" tanyaku memastikan kembali.

"Iya, tolong buatin susu ya," pinta Agha lagi dengan sangat sopan dan manis.

"Kalau lapar makan aja ya, Bunda gorengin telur mau?" tawarku ke Agha.

"Ada telurnya Nda?" Agha berbakik tanya.

"Ada, kan Bunda sudah beli kemaren itu sih," jawabku meniru gaya Agha.

"Iya, Agha mau telur sama susu juga."

"Ya udah, Agha tunggu sini ya, Bunda gorengin telur dulu."

"Nggak mau, Agha mau ikut, Agha takut sendirian," ucap Agha dengan mengikuti langkah kakiku ke dapur.

Dalam perjalanan ke dapur aku tak habis pikir. Sejak habis maghrib aku sudah menawari Agha makan, bahkan saat tadi Mas Asva, sepupunya makan disini Agha masih saja menolakny untuk makan bersama. Katanya belum lapar. Berulangkali aku menawarinya makan saat kami bermain. Jawabannya masih sama, berupa penolakan dengan alasan belum lapar. Justru saat menjelang tidur ia baru merasa lapar.

Meski demikian aku tetap bersyukur, Agha paham benar dengan kondisi perutnya. Ia mengerti dan bisa mengenali kebutuhan perutnya. Ia makan untuk hidup, saat rasa lapar benar-benar meraja.


Usai menggoreng telur, aku menawari Agha makan dengan sayur kangkung yang masih tersisa. Tapi Agha menolaknya, "Nggak mau Nda, Agha mau pake telur aja."

Agha pun makan dengan lahap. Satu porsi versi Agha yang hanya berisi nasi dan telur ludes. Dalam kondisi kenyang, Agha sudah tidak mau lagi dibuatkan susu.

"Nggak usah Nda, takut muntah, Agha kenyang, mau tidur aja ngantuk," ucap Agha sembari berjalan ke kasur di depan ruang TV.

Agha merebahkan diri. Kami pun memulai semua proses menjelang tidur dari awal. Dimulai dari membaca istighfar, syahadattain, doa tidur, surat alfatihah,  Annas, Al Falaq, Al Ikhlas, ayat kursi dan sholawat. Serangkaian bacaan yang selama ini kulatihkan untuk rutin dibaca sebelum tidur. Alhamdulillah tak butuh waktu lama, Agha sudah lelap.

Mungkin bagi sebagian orang, makan menjelang tidur ini tidak baik, tidak sehat. Tapi bagiku, ini jauh lebih baik daripada menyimpan rasa lapar untuk menunggu esok pagi. Selain anak bisa jadi rewel, biasanya anak-anak juga susah tidur karena perut kosong. Jadi saat Agha bilang lapar meski jam menunjukkan pukul sepuluh malam, dengan senang hati kulayani permintaan makannya sembari berdoa dan mengupayakan pola makannya menjadi lebih teratur.

#Harike11
#Tantangan10hari
#Gamelevel2
#MelatihKemandirian
#kuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional

Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar