Mengelompokkan Mainan

Posting Komentar

Tantangan hari ke-5, masih berkutat dengan merapikan mainan. Karena ternyata sangat butuh waktu untuk membiasakan anak disiplin. Bukan hanya keteladanan, tapi juga latihan terus menerus. Konsisten adalah salah satu kunci utamanya. Kerjasama dengan orang satu rumah juga memegang peranan penting untuk berhasil meraih misi yang diinginkan.

Dalam tantangan merapikan mainan, Agha sebagai partner utama bisa sangat kooperatif. Tapi bisa juga tiba-tiba mood nya hilang dan acuh tak acuh pada mainannya. Kerjasama tim satu rumah dalam misi ini juga belum berjalan baik, terutama dengan mbah ibu dan mbah kung.


Mbah ibu dan mbah kung adalah tipe simbah yang sangat menyayangi cucu-cucunya. Sangkin sayangnya kadang aku sebagai ibunya Agha malah jadi greget sendiri. Apalagi jika sudah telalu banyak kelonggaran yang diberikan untuk Agha. Hmmm, mungkin disini lah birrul walidain aku diuji, bagaimana menjaga perasaan mbah ibu dan mengkomunikasikan dengan baik hal-hal seperti ini.

Seperti saat aku menyuruh Agha untuk merapikan mainan dengan kondisi Agha yang agak mengantuk, mbah ibu dengan santai menyuruh aku untuk mengajak Agha tidur dan mainan dirapikan mbah ibu. Kami berdua tentunya punya alasan masing-masing. Ibu dengan kasih sayangnya ingin agar Agha cepat tidur karena mengantuk, sedangkan aku ingin agar Agha disiplin merapikan mainan usai bermain.

Nah, saat aku pulang sore tadi, rumah bak kapal pecah. Mainan berserakan dimana-mana. Semua mainan tumpah ruah, dari mulai lego, puzzle buah, puzzle hijaiyah, kereta, mobil, hewan, stick eskrim dan masih banyak lagi. Buku pun demikian, ada yang di kamar, di depan TV, di kamar depan, bahkan di meja ruang tamu.

Ini menandakan Agha belum disiplin merapikan mainan usai bermain. Tapi disisi lain aku senang, karena berarti Agha seharian ini bermain sesuai usianya. Dia tidak main gadget atau nonyin TV.

Karena sebentar lagi maghrib, maka kulupakan sejenak mainan di seantero penjuru rumah. Aku menawari Agha sholat di mushola ikut Mbah akung. Alhamdulillah Agha mau. Setelah rapi dengan koko dan sarung Agha berangkat ke mushola. Aku dan Affan sholat di rumah. Affan belum bisa diajak kooperatif untuk berjamaah di mushola. Justru malah bisa mengganggu orang lain.

Usai sholat, Agha mengaji huruf hijaiyah dan mendengarkan Bundanya melantunkan surat-surat pendek. Baru setelah usai semua rutinitas maghrib, aku mengajak Agha merapikan mainannya.

Agha dengan senang hati menyambutnya. bahkan ia sendiri yang bilang kalau mainannya ada dimana-mana. Sembari merapikan, aku berusaha terus menyampaiakan untuk disiplin merapikan apapun setelah main.

"Gha, habis main itu harus dirapikan ya."

"Iya Nda," jawab Agha bersemangat.

"Terus kenapa ini nggak dirapikan tadi?"

"Agha capek tadi yo," kilah Agha dengan logat khas nya.

"Hmmm."

"Lain kali kalau main dirapikan ya, kalau berantakan gink kan bisa ada yang hilang, kesapu, atau rusak karena keinjek," jelasku ke Agha.

"He'eh." Mantap Agha menjawab.

"Terus kalau merapikan mainan dipisahkan ya."

"Iya Nda, hewan-hewan semu, lego semua, gitu ya Nda?" tanya Agha.

"Yup, tuh pinter," pujiku ke Agha.

Agha tersenyum mendengarnya dan makin semangat merapikan mainan sesuai jenisnya. Adek Affan ikut asik main menara donat di sebelah Mas Agha.


#Harike-5
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional

Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar