Sudahkah Profesi Kita sesuai Passion?

1 komentar


Tiap bicara profesi, hal yang menarik bagiku adalah passion. Sudahkah profesi kita sesuai passion? Kata Rene Suhardono, passion adalah bahasa jiwa, apa yang membuat kita nyaman, segala sesuatu yang kita cintai. Jadi ketika profesi yang kita jalani saat ini sudah sesuai passion, maka akan sangat produktif lah kita, karena kita menjalankannya dengan cinta. Bukan semata-mata karena uang atau gaji.

Seringkali kita mendengar atau bahkan menemukan pekerjaan seseorang yang tidak sesuai jurusan saat kuliah. Ada yang jurusannya di Biologi, ternyata lulus menggeluti dunia fotografi. Ada lulusan Ekonomi lulus memilih untuk menjadi koki. Ada lulusan pertanian lulus menjadi bankir profesional. Ada pula jurusan ekonomi lulus memilih fokus pada desain grafis. Deretan contoh tersebut bisa dikarenakan memang seseorang memilih untuk setia pada passionnya atau justru karena kondisi yang memaksa seseorang ada pada posisi tersebut.

Bagi ku, orang yang bisa bekerja sesuai passionnya sangat beruntung. Bahkan aku salut pada mereka. Apalagi yang rela keluar dari zona nyaman demi untuk merealisasikan mimpi dan mengembangakn bakat sesuai passionnya.


Aku pribadi, punya minat dan passion yang kuat pada literasi, namun sampai saat ini belum benar-benar fokus. Karena fokus ku masih terbagi, antara karyawan dan penulisan. Lantas apakah aku tidak serius menjalankan tugas yang aku emban di perusahaan? Tentu saja tidak, karena tugas tetaplah harus dipertanggungjawabkan. Apalagi jelas aku dibayar, yang menuntut untuk menjadi profesional. tak layak jika aku mengerjakannya dengan 'setengah hati'.

Sebenarnya kadang ada iri terbersit di hati, melihat beberapa teman yang bisa begitu ringan menggeluti passionnya. Apalagi jika passionnya pada dunia literasi, semakin cemburu lah hati ini. Namun aku sadar, tiap orang punya jalannya masing-masing dan Allah punya skenario terbaik.

Lantas bagaimana cara mencintai profesi yang belum sesuai dengan passion?


  1. Yang paling utama adalah syukuri dan jalani dengan ikhlas apa yang ditakdirkan untuk kita. Jika tiada rasa kesyukuran, mustahil bisa leluasa dan bahagia menjalankan profesi yang kita geluti. Jika hati mulai dihinggapi perasaan yang mengusik. Pikiran mulai mempertanyakan terkait pekerjaan yang belum sesuai impian, maka melihat ke bawah adalah salah satu cara untuk berdamai dengan diri sendiri. Ketika melihat masih banyak orang yang tiap hari menekuri iklan lowongan pekerjaan, maka insya Allah hati akan bersyukur tiada habisnya.
  2. Selain bersyukur, kita bisa menjadikan pekerjaan untuk mendapatkan ilmu baru. Menyerap appaun ilmu yang ada di pekerjaan kita. Dengan semangat belajar, maka energi kita bisa maksimal menjalankannya.
  3. Berusaha mengenal lebih dekat pekerjaan. Bukankah tak kenal maka ta'aruf? Bisa jadi semakin mengenalnya, kita bisa menemukan cinta yang terselip disana. Pepatah jawa mengatakan 'witing tresno jalaran soko kulino'. 




Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

There is no other posts in this category.

1 komentar

  1. Di zaman sekarang, punya pekerjaan saja sudah bagus. Sesuai passion ataupun tidak, itu bisa disesuaikan dengan penerimaan diri.

    BalasHapus

Posting Komentar