Kebutuhan Lebaran meroket? Ini tipsnya!

Posting Komentar
tips mengelolola keuangan saat lebaran


Hai gaess, menjelang lebaran seperti saat ini biasanya pusat perbelanjaan baik pasar maupun mall sangat ramai, penuh sesak bahkan seringkali melebihi keramaian masjid, terutama lapak baju. Mungkin karena sudah membudaya di negeri kita tercinta, lebaran identik dengan baju baru. Padahal penyanyi cilik dulu sudah jelas menyanyikan lagu yang liriknya sangat bagus, " Baju baru alhamdulillah, tuk dipakai di hari raya, tak punya pun tak apa-apa masih ada baju yang lama."

Nah, buat para bunda yang galau memetakan uang belanja untuk kebutuhan lebaran, ada baiknya ikuti tips mengelola keuangan saat lebaran berikut ini:

1. Buat daftar kebutuhan

Membuat list atau daftar kebutuhan sangat membantu para bunda dalam mengatur uang belanja. Daftar kebutuhan ini bisa menjadi acuan dan pedoman untuk kita berbelanja, terutama saat kita mulai khilaf dan lapar mata atau tergoda diskonan.

Jangan lupa sertakan berapa budget untuk tiap kebutuhan, sehingga kita punya batasan, jangan sampai berlebih-lebihan. Pastikan budget belanja tidak melebihi pemasukan bulanan, meskipun ada tambahan THR, akan lebih baik kalau THR dimanfaatkan untuk memperbanyak sedekah.

Oh ya, daftar kebutuhan ini bukan hanya list belanja ya, tapi bisa juga ditambahi dengan daftar persenan atau angpau untuk para keponakan, sedekah ke orangtua dan simbah, bahkan kebutuhan zakat fitrah dan zakat mal bagi yang mengihitungnya di saat ramadhan serta kebutuhan mudik bagi para perantau. Dengan daftar lengkap seperti ini, kita bisa tahu berapa uang yang kita butuhkan di luar kebutuhan bulanan. Sehingga, kita bisa mempersiapakan diri dan tak kalang kabut menghadapi lebaran, tak samlai defisit hanya karena moment sakral yang disalahartikan.

2. Pilih tempat belanja yang aman di kantong

Bagi saya ini sangat penting, karena salah memilih tempat belanja bisa berakibat fatal dan kantong jebol. Karena ternyata setelah saya amati dengan kualitas yang tak jauh berbeda harganya bisa terpaut tinggi, bahkan kadang dengan merek yang sama berbeda harganya cukup memukau hanya karena tempat belanja.

Jika kita punya saudara, tetangga atau teman berjualan barang yang kita butuhkan alangkah lebih baiknya kita memilih berbelanja ke mereka. Seperti halnya anjuran sedekah ke orang-orang terdekat terlebih dahulu, begitupun belanja, lebih baik lebih dulu memberikan rezeki ke orang yang terdekat.

Kembali ke pemilihan tempat belanja, saya punya pengalaman yang nggregeti jika diingat. Saya bukanlah orang yang suka berbelanja di tempat yang berakhiran mart atau maret, kecuali ada promo! Dan salah satu kebutuhan bulanan saya adalah susu untuk si kecil. Jadi tiap ada promo di toko yang berakhiran mart/maret selalu saya usahakan untuk datang dan membelinya, hingga suatu ketika saya mendapat info kalau di jalan arah saya pulang kerja ada toko yang juga menjual susu tersebut, katanya harganya murah.

Saya mencoba melihat ke toko tersebut. Seperti toko konvensional, toko pada umumnya todka tetlalu luas, pun redup, barang-barang juga berjejalan di etalase dan rak toko. Tak masalah jika memang harganyabjauh lebih murah, batin saya waktu itu. Setelah saya tanya susu yang saya cari, harganya tetap jauh di bawah harga promo toko berakhiran mart/maret. Dan selisihnya bisa sampai 5ribu untuk tiap kemasan susu. Selisih tersebut untu susu yang disana sudah didiskon, apalagi yang belum. Tanpa saya sadari, saya menghitung kerugian dan kebodohan saya selama ini. Jika per bulan saya butuh susu sekitar 6 dos, maka 6 x 5rb x sekitar 1.5 tahun. Silakan dihitung kerugian saya. Perhitungan banget? Emang! Karena salah satu tugas istri memnag mengatur sirkulasi keuangan rumah tangga. Semenjak saat itu, saya mulai tak peduli dengan promo atau diskon yang mereka keluarkan, kecuali diskin minyak goreng yang memang harganya murah.

Untuk tempat belanja sebenarnya ada pilihannya, bisa di mall, pasar, toko pinggir jalan atau koos di dekat rumah. Kalau di Pekalongan, ada tambahan di lapak pasar tiban. Semua punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bagi yang tidak bisa menawar seperti saya, paling malas kalau beli baju ke pasar karena kebiasaan mereka menawarkan baju dengan harga yang lebih tinggi dibanding harga jual aslinya. Saya lebih memilih toko di pinggir jalan, harganya sudah pas, namun tetap lebih hemat jika dibanding harus ke mall.

Mall, pusat perbelanjaan modern, atau toko masa kini yang berakhiran mart/maret sebisa mungkin menjadi pilihan terakhir. Selain karena harganya memang lebih tinggi, tapi juga niatkan untuk menghidupkan perekonomian rakyat, terutama tingkat akar rumput. Jangan sampai kehadiran deretan toko modern ini menggusur toko konvensioanl atau mematikan pasar yang di dalamnya banyak saudara kita mengais rezeki.

3. Lupakan gengsi atau gaya

Gaya, gengsi, merek atau apapun namanya tidka lantas membuat kita mulia. Karena kemuliaan manusia dilihat dari akhlaqnya. Gaya itu butuh biaya, jadi lebih baik apa adanya.

Jika kita hanya punya budget 200 ribu untuk membeli sarung ya jangan nekat beli sarung merk mahal seperti BHS yang harganya di atas 500 ribu, pilih merk di bawahnya misal atlas. Kalau kita pintar memilih ada kok barang-barang yang harganya biasa saja tapi tetap nyaman dipakai dan enak dilihat. Itu kalau baju. Untuk perabot dapur, kalau uang kita hanya cukup untuk beli produk lion star ya sudah, jangan memaksa membeli produk tuppperware. Masih ada banyak contoh lain yang seringkali membuat kita memaksakan diri. Hiduplah apa adanya sesuai kemampuan kantong kita, itu jauh lebih nyaman di hati.

4. Buat skala prioritas

Skala prioritas ini penting saat kita akan eksekusi daftar kebutuhan di atas tadi. Meskipun sudah kita tentukan budgetnya, jika ternyata di tengah jalan ada satu dan lain hal yang menjadi kendala. Maka skala prioritas ini jawabannya. Yang membantu kita menyelesaiakan problem tadi.


Itu tadi tips mengelola keuangan saat lebaran. Berapa persen bisa berhasil? kembali lagi pada pribadi masing-masing, bisa disiplin atau tidak. Semoga bisa diterapkan dengan baik ya!


Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar