Passion

2 komentar
Kalau bukan karena tugas iip, mungkin aku nggak akan nulis tentang tema ini, secara aku yang sudah emak-emak beranak dua saja seringkali masih bingung mendefinisikan passion, atau lebih tepatnya memperjelas passion aku itu dimana atau di apa. Berhubung ada tugas ini, mau tidak mau berpikir ulang, berkontemplasi dan refleksi (haish, bahasa dari planet mana itu). Ini pun ngerjain sudah di detik-detik terakhir deadline. 2 jam menjelang deadline. Tapi bismillah semoga renungan-renungan malam kemaren bisa aku tuangkan dalam bentuk tulisan dan bisa benar-benar diterapkan nantinya. Amin...


Balik lagi ke passion, kalau kata Rene Suhardono passion adalah bahasa jiwa, apa yang membuat kita nyaman, segala sesuatu yang kita cintai.  Passion terletak pada segala aktivitas yang membuat diri merasa berdaya. Artinya dari passion inilah muncul aktivitas atau karya yang bermanfaat. Syukur-syukur kalau pekerjaan yang kita geluti sekarang sesuai passion kita. Maka tidak akan ada lagi kalimat "I hate monday".

Lantas, apakah pekerjaan aku sekarang sudah sesuai passion? ini pertanyaan yang sudah aku ulang berkali-kali. Terutama awal-awal 2012. Saat idealis masih menjadi porsi utama dibanding realistis. Dan setelahnya hari berjalan menunggu maghrib, mengalir bagai air. Biasanya pertanyaan ini akan muncul kembali di akhir tahun, saat muhasabah dan flashback ke belakang, merencanakan 1 tahun ke depan akan seperti apa.

Di tahun ini, harapan semakin besar untuk diwujudkan, karena aku dan suami sudah hidup bersama, tidak lagi ada istilah long distance marriage. Mimpi-mimpi dilangitkan, partner hidup ada di samping kita, nyata hadirnya dan semoga bisa bersinergi dengan lebih baik.

Mimpi yang utama tentu saja tentang pengembangan keluarga. Ini mimpi bersama. Mimpi aku pribadi, terkait minat: menulis, travelling, anak-anak, entreprenship. Dan aku kerucutkan lagi ke yang lebuh spesifik: menulis, menghasilkan karya berupa buku. Berharap ada yang bisa aku tinggalkan kelak setelah meninggal, menjadi amal jariyah.

Yup, dari sejak MTs aku ingin menjadi penulis. Ini di bawah sadar karena lingkungan mengajarkan profesi yang keren itu dokter, ilmuwan, guru, pns. Lingkungan kecil dulu tidak pernah menyebutkan kalau penulis itu salah satu profesi. Baru di jaman sma pemahaman mulai berkembang, hanya saja waktu itu masih berpikir yang keren itu dokter, bahkan beredar info kalau penulis itu bermasa depan suram. Akhirnya ikut tes masuk kuliah di luar bidang kepenulisan. Namun di tengah perjalanannya hasrat semakin kuat, dan dari situlah aku hadir menjadi manusia ajang perlombaan kepenulisan 😄. Ada yang lolos dan mendapat apresiasi, namun seringkali gagal.

Karena terlalu sering gagal, maka muncullah ide untuk membuat blog gratisan yang harapannya bisa menyalurkan hobi/minat dan dibaca orang. Sayangnya ini pun tidak konsisten. Betapa istiqomah itu teramat sangat sulit, huhuhuhu... Apalagi setelah bekerja, ditambah lagi menikah punya anak, seakan rutinitas benar-benar bisa membunuh jiwa kita (mencari pembenaran atas ketidakkonsistenan)

Namun, untuk merealisasikan mimpi memang butuh pengorbanan bukan. Bismillah, bisa rutin nulis di blog lagi minimal satu minggu menghasilkan satu tulisan. Agar jam terbang semakin tinggi dan kualitas semakin membaik. Ini tekadku. Semangad membulat.

Menulis, bukan hanya teknik tapi juga harus dengan ilmu dan hati. Agar ilmu terus berkembang, harus senantiasa diasah. Salah satunya dengan membaca. Bukan hanya membaca buku, tapi juga membaca kondisi dan situasi, membaca pengalaman, membaca peluang. Selain itu, agar mudah menerima ilmu, maka hati harus selalu bersih dan akhlak kita terhadap ilmu harus dijaga. Istilahnya harus beradab dalam mencari ilmu. Menghormati ilmu, menghargai sumber ilmu. terutama kalau untuk aku pribadi, tidak membeli buku bajakan lagi. Ini Pe Er banget!!!



Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

2 komentar

  1. Mantap mbak. Semoga mimpinya segera terealisasikan

    BalasHapus
  2. Wowww, dikomentari sama mbak fasil yang warbyasah. Tks mbak, semoga menjadi doa baik utk mbak kiki jg. Segera meluncur k blog njenengan ah, kepoin...😁

    BalasHapus

Posting Komentar