NHW #9 : BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

1 komentar
Alhamdulillah, akhirnya sampai juga perjalananku di minggu ke 9 Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 5. Ada senang, ada sedih. Senang karena bisa melewati tantangan ini di tengah padatnya membersamai duo sholih dan bekerja sebagai karyawan swasta. Sedih, karena program ini akan berakhir, program yang memberikan beragam manfaat untuk aku pribadi. sedih karena takut kehilangan teman-teman baru yang selama ini menginspirasi serta fasilitator kesayangan yang cantik dan baik.

Tema minggu ke 9 ini adalah " Bunda sebagai Agen Perubahan". Sekilas baca judulnya jadi ingat awal-awal masuk kuliah dulu saat orientasi mahasiswa baru, selalu diulang-ulang oleh senior bahwa mahasiswa adalah agen perubahan. Bahwasannya mahasiswa dianggap sebagai kaum terpelajar, yang bisa memberikan alternatif solusi pada berbagai macam permasalahan, terutama masalah sosial. Mahasiswa sebagai kaum penggerak. Namun, setelah menjadi ibu dan berusaha terus belajar, semakin sadar bahwa posisi sebagai agen peubah justru sangat melekat pada diri seorang ibu. Karena dari seorang ibulah peradaban terbentuk. dari dalam rumah lah mental dan karakter baik anak sebagai generasi penerus bangsa ini tumbuh dan berkembang. Mari sesama ibu, kita berdoa agar bisa menjadi ibu yang amanah, menjadi uswah dan menjadi agen peubah minimal untuk keluarga kecil kita.

Berkaitan dengan bunda sebagai agen perubahan, minat dan passion aku sedari dulu ada di dunia tulis menulis, dunia buku dan literasi. Mimpi besar yang masih belum tercapai sampai saat ini adalah menerbitkan buku solo, agar bisa menginspirasi masyarakat luas dan meninggalkan jejak amal jariyah setelah meninggal. 

Adapun terkait lingkungan sekitar, Semakin serius mengamati lingkungan dan anak-anak, hati semakin risau dan miris, betapa anak-anak teramat sangat mencintai gadget. Parahnya, mereka benar-benar terfasilitasi, meskipun usia mereka masih sangat belia bahkan kecil. Kadang bingung sendiri dengan cara berpikir ibu-ibu di lingkungan sini, mereka bangga bisa memfasilitasi anak-anaknya dengan gadget canggih lengkap beserta paket data. Jika dipikir, untuk apa anak kelas 3 SD diberikan akses ke dunia maya, dunia yang sangat bebas dan liar. Bagiku itu sangat mengerikan. Mereka juga bangga jika usai SD, anak-anaknya bisa naik motor dengan lincah bak pembalap kelas kakap. Tidak sadarkah mereka ada bahaya maut mengintai di jalan karena kecelakaan. Para orangtua di lingkungan sekitar masih beranggapan bahwa tugas mereka selesai dengan sudah menyekolahkan anak-anak, memberikan fasilitas memadai, memberi makan dan pakaian yang layak. Bagi aku pribadi, ini PR besar untuk mengedukasi para ibu disini serta mengajak anak-anak kembali ke dunia mereka. Selain persoalan tersebut, persoalan lain adalah rendahnya minat baca. Minat baca yang rendah ini bisa jadi karena buku yang masih susah diakses atau karena terlalu sibuk dengan rutinitas rumah tangga dan  ataukarena lebih asik bermain dengan gadget.

Berawal dari passion dan permasalahan di lingkungan sekitar, aku berharap bisa ikut andil menjadi agen perubahan minimal untuk lingkungan sekitar. Saat ini, yang sudah berjalan baru membuat sejenis buletin dwi mingguan, gratis untuk ibu-ibu Fatayat, temanya seputar pengasuhan. Berharap bisa perlahan merubah pola pikir mereka, bahwa tanggungjawab pengasuhan adalah tangungjawab orangtua, kontraknya langsung dengan Allah, Amanah langsung dari Sang Maha Agung. Selain itu, berharap bisa menyediakan rumah baca dan sanggar belajar untuk anak-anak, dan ini adalah salah satu mimpiku dari dulu, zaman belum mengenal internet. Bahkan aku sudah menyiapkan nama dari zaman dulu kala "Rumah Cahaya". Dengan menyediakan rumah baca dan sanggar belajar, harapannya anak-anak bisa teralihkan dari gadget serta minat baca meningkat. Dalam benak, Di sanggar belajar ini nanti akan dijadwalkan mingguan dari mulai nobar film motivasi, film superhero muslim, mendongeng, teatrikal, project lingkungan bersih bersama anak-anak serta hapalan juzamma.

Jika rumah baca dan sanggar belajar anak ini bisa berjalan dengan baik, bisa dikembangkan dengan mengajak para ibu untuk membaca bersama, bisa novel ataupun buku-buku parenting dan motivasi, koleksi pribadi, agar lebih bermanfaat. Selanjutnya mengajak mereka brainstorming pengasuhan dan kerumahtanggaan, saling berbagi dan memberikan solusi. Sebagai tambahan, jika ada diantara mereka baik ibu maupun anak tertarik ke dunia menulis, bisa dikenalkan blog dengan mengadakan kelas blogging dan kelas menulis.

Harapan dan mimpi ini begitu tinggi, semoga bisa terealisasi.
Bersungguh-sungguh, komitmen dan konsisten adalah keharusan. Mari kita sama-sama berubah.
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar