Hujan
semalam mengguyur cukup deras, masih ada sisa-sisa air di jalan
menuju sekolah. Mondis dan Tupis berangkat bersama, melompat dari
dahan ke dahan, pohon ke pohon. Menghindari kubangan air sisa hujan.
Mereka juga saling unjuk kebolehan melompat dan saling bermanuver.
Sesekali Mondis hanya berpegangan satu tangan atau melilitkan ekornya
ke dahan berikutnya. Tupis juga tidak mau kalah, melompat dengan
jarak yang sangat jauh.
Mereka
sampai di sekolah sebelum bel berbunyi. Baju mereka basah oleh
keringat. Dengan semangat yaang menggelora, Mondis dan Tupis memasuki
kelas sederhana yang penuh dengan hiasan dari prakarya para siswa.
Meskipun berkeringat, mereka antusias mengikuti pelajaran. Ini adalah
pelajaran favorit Tupis, berhitung. Tupis sangat jago dalam
berhitung, sedangkan Mondis lebih ahli di pelajaran bahasa asing.
Apapun bahasanya, Mondis selalu menjadi yang terdepan dalam urusan
ini. Mungkin Mondis memang diciptakan dengan kekuatan otak bahasa.
Mondis dan Tupis saling melengkapi dalam belajar, mereka seringkali
belajar bersama.
Penasaran detailnya? Bisa beli buku antologi ceritanya. Hubungi email atau tinggalkan pesan ya 😄.
Posting Komentar
Posting Komentar