Menjauhkan Anak dari Gadget

2 komentar


Pagi yang cerah. Matahari bersinar dengan gagah. Ada dua Kupu-kupu hinggap di pohon jeruk di samping rumah. Warnanya kuning dan merah. Birunya langit membuat semarak pagi makin indah. Ah ya, tentu karena hari ini Sabtu, aku di rumah. Jadi seperti apa pun kondisi pagi, aku sambut dengan ramah.

Sabtu ini, permainan yang kurencanakan untuk Agha adalah membuat prakarya dengan menggunting dan menempel kertas. Melatih motorik dan konsentrasinya. Selain itu, aku juga mengagendakan Agha untuk mengamati Bawang merah dan daun bawang yang ditanamnya minggu lalu di plastik bungkus minyak goreng.

Rencananya setelah duo sholih jalan-jalan pagi dengan ayahnya, bisa langsung mandi dan makan. Baru setelahnya Affan tidur dan Agha lanjut main. Nyatanya, membuat agenda untuk anak harus benar-benar fleksibel, menyesuaikan kondisi. Karena mereka adalah bosnya, bos kecil yang harus dibimbing dan diarahkan. Sebaik apapun rencana kita, kalau anak tidak menikmati, maka untuk apa. Bukankah tujuan utamanya adalah anak senang dan tetap berkembang?

Tantangannya, pagi tadi Affan tak kunjung tidur hingga jam sembilan terlewat. Baru sekitar jam sepuluh Affan mau dikeloni. Sebelum ke kamar, aku pamit ke Agha dan memintanya menanti sambil main. Maksudku adalah main lego, puzzle, mobil atau apapun. Ternyata Agha memilih meminjam hape Mbah Ibu sembari menanti.

Sekitar setengah jam berlalu, Affan pun tidur. Aku menghampiri Agha yang sangat serius menatap hape. Aghhhrr. Sebenarnya igin marah dan ngomel, tapi kutarik nafas panjang kemudian mengambil jeda sejenak sebelum berbicara. Sengaja agar emosi meluap terlebih dulu. Kutata kalimat dan intonasi suaraku agar Agha nyaman dan mau berpaling dari hape.

"Gha, Bunda pengen main sama Agha boleh?" tanyaku lembut dengan memasang mimik muka seramah mungkin.

"Boleh dong," jawab Agha mantap.

"Ya udah yuk main di luar, kita siram tanaman."

"Tapi Agha masih main hape yo Nda," ucap Agha dengan logat khasnya.

"Main di luar aja yuk, kita siram-siram tanaman."

Agha mulai agak tertarik. Tapi masih belum mematikan hp yang digenggamnya.

"Ayuk Gha, ini bunda sudah bawa gayung buat siram-siram"

Agha pun beranjak dan mengekor di belakangku. Kami pun menyiram beberapa tanaman dengan riang. Setelahnya kami mengamati daun bawang dan bawang merah yang kami tanam minggu lalu.

"Gha, daun bawangnya sudah mulai tumbuh sedikit," kataku bersemangat. Namun Agha kurang berminat. Ia hanya menengok sebentar dan lanjut mengambil air kran dengan gayung.

"Nda, bunganya ada yang belum disiram," kata Agha bersemangat menenteng gayung yang separuh terisi. Ah ya, ternyata ada bunga bougenvile nya mbah ibu yang tertinggal, belum disiram. Kami pun lanjut menyiram.

"Sudah selesai semua Nda, ayuk masuk, panas." kata Agha sembari berjalan masuk dengan membawa gayung kosong. Ternyata Agha kurang tertarik mengamati tanamannya karena kami terlalu siang dan memang matahari pagi itu sangat terik.

Sebelum Agha mengingat kembali hape yang tadi dipinjamnya. Aku segera menawarinya menggunting kertas, "Gha, kota gunting-gunting yuk."

"Gunting bentuk-bentuk?" seperti biasa favorit Agha adalah bentuk geometri.

"Yup."

Mendengarnya Agha tersenyum dan segera mencari gunting dan kertas. "Mana gunting dan kertasnya Nda?

"Agha ambil spidolnya aja dulu, Bunda yang ambilkan gunting dna kertas.

Setelah semuanya siap, kami mulai membuat pola, menggunting dan menempelkannya. Agha sangat menikmatinya.

Alhamdulillah, seharian ini berjalan menyenangkan. Semua berkat komukasi yang baik, komunikasi produktif ala ibu profesional.

Berikut ini beberapa dokumentasi legiatan Agha hari ini:






#day3
#Tantangan10hari
#Komunikaisproduktif
#gamelevel1
#kuliahbundasayang
#InstitutIbuprofesional

Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

2 komentar

  1. Mengajak anak untuk aktif main di luar memang membutuhkan waktu, sehingga banyak ibu-ibu membiarkan mereka main hp. Semoga dengan membuat permainannya menyenangkan, anak2 jadi lebih senang dan tidak ketergantungan dengan gawai.

    BalasHapus

Posting Komentar