Refleksi Pengalaman

5 komentar


Saat anak GTM (gerakan tutup mulut), para ibu biasanya mulai gegana, gelisah galau merana. Apalagi melihat anak sakit, bukan hanya gegana, tapi gegana plus plus, plus sedih, plus risau, plus khawatir, waswas dan plus plus lainnya. Apapun yang dirasakan, ibu tetap harus setrong, tidak panik dan segera mencari solusi permasalahan. Bisa dengan memberikan ramuan herbal andalan keluarga, memberikan treatment khusus atau membawanya ke dokter untuk pengobatan medis. Sesuaikan dengan keyakinan hati masing-masing. Berikhtiar untuk sembuh dan tetap seiring sejalan dengan berdoa.

Nah, tadi malam, sepupu Agha dibawa ke Rumah Sakit karena diare dan demam tinggi. Karena rumah kami hanya berjarak satu lompatan kaki, maka Agha turut memperhatikan keriwehan orang-orang dewasa yang menyiapkan bekal ke RS. Mbah ibu juga ikut membantu apapun yang bisa dibantu. Dan ternyata fokus Agha adalah mbak Nisrin yang nampak lemas tak bertenaga, digendong oleh ibunya.

"Unda, Mbak Nisrin kenapa?"

"Mbak Nis sakit Sayang, kita berdoa ya sama Allah biar mbak Nis cepet sehat."

"Amin," jawab Agha nyaring dan dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, "Mbak Nis sakit apa Nda?"

"Mbak Nis perutnya sakit, e'e terus, badannya panas, kasian ya."

"Kok bisa?" tanya Agha masih penasaran.

"Iya, soalnya Mbak Nis nya nggak mau makan, jadinya perutnya sakit terus mencret." jelasku sengaja menekankan kata "nggak mau makan" agar Agha bisa mengambil hikmah.

"Agha sudah makan, Agha sehat," ucap Agha menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Iya, alhamdulillah ya, Agha harus bersyukur sudah dikasih nikmat sehat sama Allah."

"Iya, Allah baik ya Nda." Aku tersenyum mendengarnya. Agha seringkali memindai kalimat-kalimat yang kugunakan: Allah baik, Allah hebat, Allah yang menyembuhkan, Allah yang mengabulkan doa, dan masih banyak lagi.

"Iya Allah Maha Baik dan Maha Hebat."

"He'eh," ucap Agha sembari menganggukkan kepala.

"Oh ya, berarti besok kalau Agha lapar mau makan? "

"Iya, biar sehat, nggak sakit.," jawab Agha mantap.

"Okey, sip, toss dulu."

Aku pun mengakhiri perbincangan terkait sakitkya Mbak Nisrin. Setidaknya ada poin penting yang diserap oleh Agha. Harapanku agar ke depan Agha mau makan dengan lahap tanpa rayuan.

Esok paginya, kami mengunjungi mbak Nisrin di Rumah Sakit. Karena peraturan, Agha hanya menanti di luar bersama ayah dan adek Affan. Sekembalinya aku dari ruangan, Agha yang masih asik mengamati ikan di depan lobi Rumah Sakit berlari ke arahku, diikuti ayah dengan menggendong Affan.

"Unda, mbak Nis sakit ya? Tanya Agha lagi dan lagi.

"Enggeh," jawabku pendek.

"Karena nggak makan ya Nda?"

Kali ini ayahnya yang menjawab, "Iya, makanya Agha harus makan yang banyak ya."

"Kasian ya," kata Agha dengan raut sedih berempati.

"Agha ingat nggak, kalau Agha nggak makan, badannya panas," tanyaku berusaha memanggil kenangan dan pengalamannya

"Iya, sakit." jawab Agha sembari memegang dahi, memeriksa suhu badan.

"Janji sama Bunda ya, kapanpun kalau Agha lapar bilang minta makan ya," kataku diikuti dengan gerundelan dalam hati, "bukan nangis dan rewel."

"Iya," jawab Agha riang, "Biar sehat."

Kami pun meninggalkan lobbi Rumah Sakit dan berjalan ke kantin mencari teh Bandulan kesukaan Agha.

Semalaman dan seharian ini Aku sengaja berulang kali merefleksikan pengalaman Mbak Nisrin sakit karena tidak makan. Tujuannya agar Agha bisa belajar, mengambil hikmah dan ibroh, karena Agha termasuk anak yang agak susah makan, gampang-gampang susah. Semoga dengan perbincangan ini, ke depan ia mau makan jika memang lapar. Tahu kebutuhan akan dirinya sendiri.

#day4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktit
#kuliahbundasayang
#komunitasibuprofesion

Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

5 komentar

  1. Kak naila udah fasih banget bikin ceritanya, bahasanya renyah, kress bgt

    BalasHapus
  2. Bener banget mbaa, anak kalau GTM bener2 bikin mumeet hahaha, suka sama bahasanya mbaa. Enak dibaca 😄

    BalasHapus
  3. suka mbaa sama bahasanya, enak dibacaaa

    BalasHapus
  4. Keren... enak ya kalo udah ada anak.. dulu aku ngerjain tantangannya sendiri harus lebih kreatif 🤣

    BalasHapus
  5. Wah bacanya bikin betah. Asik banget. Ajarin aku dong mba 😁

    BalasHapus

Posting Komentar