Ulat Tercantik

Posting Komentar
Tak tahu siapa awalnya yang memulai, tapi ini benar-benar terjadi. Sederetan ulat sedang berlenggak lenggok dengan gemulai di atas panggung. Panggungnya amat megah, dari gabungan kelopak bunga-bunga langka di negeri rimba. Para penonton yang juga terdiri dari bangsa ulat nampak berkerumun. Mereka menjagokan masing-masing sukunya.

Hari ini adalah babak grand final penentuan ulat tercantik. Julukan yang terlilih nantinya adalah Miss Ulat Rimba 2018. Ajang ini menjadi ajang pertama dan satu-satunya di negeri rimba. Entah jika nantinya akan bermunculan ajang yang serupa di seluruh penjuru rimba. Tak ada yang tahu soal itu. Waktu lah nanti yang akan menjawabnya. Apalagi melihat begitu antusiasnya seluruh bangsa ulat menyanbut pagelaran ini. Beritanya pun sudah menyebar ke seluruh penjuru negeri. Tanggapuj muncul bermacam-macam, dari mulai pujian sampai sindiran yang mendekati nyinyir. Namun ada juga yang tanggapannya hanya sebatas 'no comment'.

Seluruh statsiun TV di negeri Rimba menyiarkan langsung pagelaran ini. Penduduk dihimbau untuk menyiapkan gawainya guna memilih Miss Favorit pilihan pemirsa. Bukan hanya bangsa ulat yang memilih, seluruh warga Negeri Rimba diperbolehkan untuk memilih melalui gawainya. Bagi warga yang tidak mau menggunakan gawai tapi ingin ikut memilih, dipersilakan menggunakan surat klasik dimasukkan ke amplop. Pengiriman disediakan oleh jasa Merpati Pos Negeri Rimba, gratis tanpa dipungut biaya.

Waktu bergulir, grand final pagelaran pemilihan Miss Ulat 2018 akan segera dimulai. Mata kamera sudah siap menyiarkan secara langsung dalam sepuluh kali hitungan mundur. Tiga finalis dipersilakan untuk memasuki panggung. Para juri menanti dengan santai. Penontok di lokasi sorak sorai dan gevap gempita. Penonton di rumah pun tak jauh beda. Semua hanyut dalam euforia kata tercantik yang begitu memikat dan penuh pesona.

Tiga ulat terakhir yang tersisa adalah ulat bulu ratisna warna dalam satu gradasi, ulat bulu hijau daun dan ulat bulu merah marun. Mereka bertiga adalah ulat tercantik versi para juri. Selain cantik, jargon yang diunggulkan adalah cerdas dan berperilaku baik.

Waktu terus berlalu. Siaran langsung pun telah dimulai. Dua finalis telah tersorot kamera dan mumcul di layar, tapi si ulat bulu merah marun tak kunjung menampakan bulu-bulunya. Tak tertangkap kamera. Dimanakah ia berada? Semua bertanya-tanya, termasuk para juri yang sudah mulai mengantuk dan bosan, meski ini barulah pagelaran sesion satu. 

Tak lama berselang, satu kupu-kupu hinggap di panggung berkarpet kelopak bunga. Kupu-kupu yang teramat cantik. Semua mata tertuju ke kupu-kupu. Ia pun mengambil alih pengeras suara si pembawa acara, ulat helm yang tak pernah diakui kecantikannya. Si cantik kupu-kupu membuka suaranya dengan salam. Suara lembut dan merdu yang tak asing di telinga para juri dan penonton. Ah ya, itu adalah suara si ulat merah marun, persis sama. Panggung pun hening, menanti apa selanjutnya yang akan ia sampaikan.

"Teman-teman sebangsa ulat dan seluruh penduduk Negeri Rimba, sebelum saya menyampaikan banyak hal, izinkan saya memperkenalkan diri, barangakali ada di antara kalian yang masih belum sadar bahwa saya adalah si ulat bulu merah marun, finalis ketiga yang beberapa pekan lalu berdiri di panggung ini dalam wujud yang berbeda."

Tak dikomando, barisan penonton riuh oleh berbagai tanggapan. Begitu pun juri. Bedanya, para juri masih berusaha menjaga wibawa mereka dengan hanya berdehem atau saling kasak kusuk dan melirik.

"Teman-teman, kalian tahu kenapa saya tetap muncul disini meskipun saya telah berganti wujud?" Suara riuh yang tadi membahana kini mulai tenang kembali saat si ulat eh, kupu-kupu merah marun memulai kembali pidatonya. Tak ada jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan, hanya gelengan kepala.

"Karena saya baru tersadar saat saya terkungkung dalam kepompong selama berhari-hari, banyak perenungan yang ingin saya bagikan disini, untuk kalian semua para perempuan negeri Rimba."

"Kalian tahu, kita semua adalah perempuan cantik, karena cantik sejatinya muncul dari hati, bukan dari standar yang tidak pernah ditetapkan dan disepakati, apalagi dari ajang seperti ini."

"Kecantikan yang muncul dari cantiknya hati, akan abadi. Jangan sampai kita berlelah memenuhi standar cantik yang tak pernah ditetapkan, sampai kita lupa bersyukur bahwasannya tiap perempuan itu cantik dan unik. Punya pesona dan keistimewaannya sendiri."



Sebelum semua pidato itu tersampaikan, semua kamera berhenti menyorot, dan layar hitam muncul di TV, tak lama kemudian muncul iklan produk kecantikan untuk memutihkan wajah.

Betapa dunia sudah semakin aneh dan mengerikan. Aku jadi membayangkan apa yang terjadi kemudian sengan si cantik kupu-kupu merah marun. Semoga ia baik-baik saja dan tak dikasuskan. Amin.



#OneDayOnePost
#TantanganPekan1
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar