PERPUSTAKAAN SEBAGAI ALTERNATIF LOKASI BERMAIN DAN "WE TIME"

Posting Komentar
Beberapa minggu yang lalu, aku dan Agha berkunjung ke perpustakaan Kabupaten Pekalongan. Lokasinya tepat di depan alun-alun Kajen, disamping masjid. Ini adalah kunjungan pertama Agha. Dan untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di wilayah kids corner, meskipun sudah sejak lama aku keluar masuk perpustakaan. Sebelum menjadi ibu, tiap berkunjung ke perpustakaan, aku langsung menuju rak novel dan bertahan di satu tempat itu, tidak pernah sedikitpun melirik kids corner

Tujuan ke Perpustakaan kali ini, selain untuk lebih mengenalkan Agha pada dunia buku dan literasi, juga untuk "quality time" dengan Agha, hanya berdua, benar-benar "we time". Jadi ceritanya, sudah hampir dua minggu, tiap malam Agha rewel dengan alasan yang tidak jelas dan dengan durasi waktu yang cukup panjang. Selalu minta gendong, terutama saat-saat adeknya justru butuh bundanya. Akhirnya aku mengambil kesimpulan, Agha cemburu dan merasa tersisih dengan kehadiran dedek Affan. Aku perlu muhasabah dan melihat ke belakang, mencari apa yang salah pada kami, orangtuanya.


Dari muhasabah itu, akhirnya diketahui kemungkinan Agha ingin punya waktu privat dengan bundanya. Jika selama ini saat main berdua dengan Agha, bundanya masih harus bolak balik saat adeknya terbangun atau menangis, untuk sekedar mengayun dondang (Ayunan, bahasa lokal) atau untuk mengASIhi sehingga mungkin Agha merasa terganggu. Karena itulah jadi aku putuskan untuk mengajak Agha main di luar, hanya berdua, tentunya dengan ijin Ayahnya. Lalu Affan? Ditinggal sebentar bareng ayahnya di rumah.

Kami berangkat pada hari Sabtu, sengaja menunggu hari libur bundanya. Kabar gembiranya, Perpustakaan Kabupaten Pekalongan tidak tutup saat weekend, jadi full tujuh hari siap dikunjungi. Sejak malam, aku sudah woro-woro ke Agha terkait liburan berdua ini, yang disambut Agha dengan mata berbinar-binar dan celoteh riangnya, menanyakan kenapa Ayah dan adeknya tidak diajak. Ini salah satu waktu yang tepat untuk memberikan pemahaman tentang kasih sayang orangtuanya, kebersamaan, persaudaraan, dan berbagi. Tidak perlu panjang lebar, yang penting mengena. Jawaban Agha menyenankan, cukup dengan satu huruf yang dipanjangkan, "Ooooooo.....".

Sekitar pukul sembilan pagi kami berangkat, menggunakan motor kesayangan, Agha duduk dengan nyaman dan riang di depan. Sebelum berangkat, aku sampaikan ke Agha untuk tidak berdiri saat motor sudah jalan, karena ini juga untuk pertama kalinya bundanya mengajak Agha pergi cukup jauh dari rumah dan hanya berdua.

Alhamdulillah perjalanan lancar di bawah percikan sinar mentari pagi. Sebelum ke perpustakaan, mampir dulu ke toko untuk membeli camilan dan minuman karena memang tidak ada persediaan makanan di rumah sehingga kami tidak membawa bekal selain air putih. Agha memilih sendiri camilannya, roti sobek dengan merk yang cukup terkenal. Aku mengambil susu UHT kemasan sedang untuk Agha dan teh untuk bundanya. Setelah parkir, kami langsung menuju lantai dua, meletakkan tas dan jaket di loker, mengisi buku absensi pengunjung dan segera menuju Kids corner sebagai tujuan utama.

Sambil berjalan, aku sibuk bercerita ke Agha, mengenalkan apa nama tempat ini dan fasilitas apa saja yang disediakan disini, tentunya tetap dengan bahasa anak-anak yang sederhana dan mudah dimengerti. Agha hanya diam dan manggut-manggut, seperti biasa sejauh ini meskipun di rumah sangat aktif, saat di keramaian dan banyak orang Agha memilih diam. Butuh pembiasaan untuk dibawa ke keramaian dan dipertemukan ke lebih banyak lagi orang baru dan asing.

Sambil berjalan, Agha tengok kanan dan kiri, memperhatikan barisan rak buku yang penuh dengan buku-buku. Harapan kami, semoga Agha semakin terbiasa bersahabat dengan buku. Agha nampak lebih riang saat sampai di kids corner. Banyak mainan edukatif dan juga buku-buku anak. Mata Agha berbinar saat aku menunjukkan puzzle, salah satu mainan kesukaannya. Selain puzzle, ada beberapa mainan kayu dari bentuk geometri, patung/miniatur anggota keluarga, maze dan masih banyak lainnya.




Kids corner ini juga dilengkapi buku-buku anak dari mulai ukuran kecil sampai buku ukuran A3. Jika di bagian lain dari perpustakaan dilengkapi meja kursi, di pojok arena anak ini cukup nyaman dengan lesehan, karpet puzzle sebagai alasnya. Untuk bapak-bapak yang ikut mengantarkan anaknya dan sudah mulai jenuh, jangan takut bosan, tersedia wifi gratis untuk pengunjung. Jadi silahkan dinikmati.

Dengan paparan di atas, Kids Coener ini recomended dijadikan alternatif tempat main atau untuk we time, apalagi sejauh ini sepertinya fasilitas kids corner belum dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat. Jadi masih sangat sepi, justru pada saat kami disana, kids corner dimanfaatkan oleh dua pemudi yang sepertinya berstatus mahasiswa, sedang menggerjakan tugas. Misalnya pun akhirnya nanti bisa ramai dan optimal termanfaatkan, justru bisa menjadi media anak-anak untuk bersosialisasi.

Hayuk ah warga pekalongan, mari ajak anak ke perpustakaan.
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar