Affan Doyan Makan

Posting Komentar
Affan, lengkapnya Hayyan Ahmad Affandi, putra kedua kami, bulan lalu usianya tepat 6 bulan, yang artinya waktunya makan, MPASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya, karena ASI / Sufor saja tidak cukup. Belajar dari anak pertama, Mas Agha yang menu tunggal pertamanya adalah pisang, dan menghargai budaya disini, manut mbah bu nya, maka hari pertama saya menyediakan pisang ambon untuk Affan. Dan ternyata ekspresinya adalah hueks, mual. Kaget? Iya, karena dulu Agha sangat lahap makan pisang, bahkan sampai sekarang. Ah, mungkin karena baru kenal rasa pisang, makanya muntah, pemikiran saya waktu itu. Esoknya saya coba lagi, saya menyediakan pisang, bukan lagi ambon tapi pisang hijau yang warnanya kekuningan. Saya kira Affan bisa mulai menerimanya, ternyata saya salah, ekspresinya masih sama, mual seperti mau muntah. Saya mulai berpikir sebaiknya saya ganti, coba variasi yang lain.



Esoknya lagi, Affan dikenalkan dengan pepaya, buah kuning yang murah meriah ini ternyata diterima dengan baik oleh Affan, bahkan ia seperti kurang, meminta lagi dengan jurus tangisan. Alhamdulillah, artinya Affan mau makan, hanya saja mungkin ia tidak begitu suka pisang. Karena ia tidak mau pisang yang biasanya digunakan sebagai menu tunggal di kampung hingga usia 8 bulan, saya harus mencari ide alternatif  dan memastikan ke mbah bu nya bahwa bayi 6 bulan sudah boleh makan yang lain, tidak melulu pisang maupun pepaya. Saya mencari referensi di grup FB HHBF (homemade healthy baby food) dan saya dikirimi jurnal MPASI versi WHO oleh rekan saya dalam grup parenthing DKB (diskusi kehamilan dan bayi). Dari referensi-referensi ini saya sampaikan ke ibu bahwa saat usia bayi 180 hari (6 bln) maka bayi sudah bisa diberikan makanan menu keluarga, yang harus diperhatikan adalah frekuensi, jumlah takaran, jenis,  tekstur, higinitas dan respon bayi pada makanan tersebut. Artinya bayi sudah boleh makan apa saja selama itu memenuhi kebutuhan gizinya dan tidak ada reaksi alergi, diare atau sembelit. Lagi-lagi alhamdulillah, meskipun ibu saya adalah manusia generasi X, tapi beliau sangat terbuka pada perubahan.

Sejak saat itu, saya mantap tidak perlu menunggu 14 hari untuk menu tunggal. Mengapa saya sangat mantap? Karena menurut WHO organ pencernaan bayi di uisa 6 bulan sudah berkembang sempurna, sudah siap mengolah bahan makanan apapun, jadi yang perlu dikhawatirkan hanyalah respon bayi. Karena dari riwayat keluarga juga tidak ada alergi apapun, maka insyaallah tidak ada yang perlu dirisaukan sembari terus memperhatikan respon harian Affan.

Di hari keempat Affan tidak lagi makan dengan menu tunggal, tapi menu biasa namun dengan tekstur lembut/lumat, menu 4* yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur dan dengan tambahan sedikit lemak, menu seimbang. Di usianya yang baru 6 bulan Affan sudah mengenal telur ayam kampung, telur bebek, hati ayam, ceker, dan lain sebagainya, tidak ada pantangan apapun. Dan luar biasa Affan sangat menikmati menunya, makan dengan sangat lahap. Affan sangat doyan makan. Menyenangkan sekali tiap menyuapinya, tidak ada 10 menit seporsi menu sudah pindah ke perut Affan, tanpa drama merayu apalagi tipu-tipu. Hamdan wa syukron lillah.

******

Tulisan ini diikutkan dalam Mays Challenhe: Gratitude Journal Rumbel Literaai Media Ibu Profesional Semarang
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar