MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

1 komentar


Memasuki minggu ke empat matrikulasi, seperti biasa, materi semakin meningkat, begitupun dengan tugasnya, melibatkan seluruh isi hati dan pikiran. Kali ini temanya tentang kekuatan fitrah. Untuk para penggemar buku dan emak-emak pembelajar tentunya sudah tidak asing dengan judul diatas bukan?
iyup, seperti bukunya Ust. Harry Santosa; Fitrah Based Education. Sayangnya, aku belum full membaca buku tersebut, baru sepenggal-sepenggal, jika kelar insya Allah nanti aku buatkan reviewnya disini.

Mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.  Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca?


Tugas kita sebagai orangtua adalah memahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll. 

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu  “PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH”. 
Nah, sebelum menggali dan  mengenali fitrah yang dibawa anak-anak kita, lebih dulu kita mengenali dan membaca fitrah diri sendiri, menentukan misi hidup dan misi keluarga. Bismillah...

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Di NHW #1  aku memantapkan hati ingin fokus untuk menulis, menjadi penulis. Jurusan ilmu itulah yang aku pilih dalam universitas kehidupan dan ingin aku pelajari, namun setelah melakukan perenungan berulang kali, ilmu yang sekarang aku butuhkan adalah ilmu untuk menjadi ibu profesional, untuk mendidik anak dan mengurus keluarga, karena sejatinya itulah tugas utama seorang ibu.

Ketika seseorang mengandung dan melahirkan, secara otomatis statusnya menjadi seorang ibu, namun untuk menjadi seorang ibu profesional, kita butuh segudang ilmu. Dan bismillah, ilmu inilah yang seharusnya menjadi ilmu utama yang harus aku pelajari untuk kemudian aku amalkan sehari-hari, bekal menjadi ibu profesional. Bukankah Al ummu madrosatul ula? Ibu adalah pendidik utama anak-anak. Berharap bisa menjadi role model, uswah untuk anak-anak. Anak-anak yang bangga pada ibunya, dan suami yang bangga dan ridlo pada istrinya.

b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Membaca ulang NHW #2 : Indikator Ibu Profesional  membuat aku tertawa, malu pada diri sendiri. Mimpi teramat banyak, rencana-rencana dibuat, namun belajar untuk istiqomah teramat sulit. Hal ini memang salah satu kelemahan dan kekurangan pribadi yang harus terus dirubah, belajar untuk konsisten, istiqomah. Menjalankan apa yang sudah direncanakan dan dijadwalkan. Buang kata nanti, lakukan sekarang dan saat ini juga, sebenarnya itu kuncinya, tidak menunda.
Bismillah, insyaa Allah mulai sekarang, aku akan berusaha lebih keras dan disiplin pada diri sendiri untuk menjalankan checklist harian.

c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Sudah sejak lama aku mempertanyakan keberadaanku, tujuan penciptaan Allah akan diriku sendiri, misi apa yang harus aku selesaikan di muka bumi ini. Begitupun dengan passion, aku seringkali mempertanyakan apa sebenarnya passionku. Namun kali ini titik terang itu semakin terlihat, Allah sudah secara gamblang menjelaskannya padaku, sejak dulu, namun aku sendiri yang kurang pandai dan kurang pede membacanya.

Sejak dulu aku selalu berbinar-binar dengan dunia tulis menulis, selalu lupa waktu ketika membaca novel, ketika membaca cerita, ketika menulis cerita,  menulis diary, dan menulis puisi. Ketika MA, aku pernah ikut lomba bahasa Indonesia, perwakilan sekolah, aku tidak tahu kenapa sekolah memilihku, mungkin karena nilai bahasaku termasuk yang tertinggi. Ketika kuliah aku dipertemukan dengan komunitas menulis, pun ketika aku lulus kuliah, aku kembali bergabung dengan komunitas penulisan. Insya Allah, inilah jalan yang Allah tunjukkan padaku. Dengan tulisan, aku berbagi kepada sesama. Aku ingin meninggalkan jejak dengan tulisan, menjadi amal jariyah ketika aku meninggal kelak.

Selain itu, aku juga menyukai dunia anak-anak. Mengulik cerita-cerita lucu mereka, menjadi teman bermain dan belajar, berbagi serta melebur bersama mereka, mendongeng, menjadi fasilitator mereka. Aku ingin mempunyai sanggar belajar anak-anak dan rumah baca di rumah, untuk masyarakat sekitar, terutama anak-anak.

Selain dua di atas, aku ingin sekali menjadi pengusaha, menjadi mompreneur. Berharap bisa punya usaha bersama suami yang memberdayakan masyarakat sekitar serta sumber daya lokal. Berharap dengan menjadi pengusaha, rrejeki semakin berkah dan melimpah serta bisa punya waktu yang lebih banyak untuk keluarga, waktu yang lebih luang untuk beribadah dan tentunya waktu yang lebih luwes untuk jalan-jalan.

Lantas, hubungannya dengan pekerjaanku sekarang?
Anggap saja pekerjaanku saat ini bagian dari proses belajar, membentuk jaringan dan mengumpulkan modal. Aku tidak pernah membenci pekerjaanku saat ini, namun jujur aku juga tidak pernah benar-benar menikmatinya, hanya menjalanakan kewajiban semata. Untuk jobdesc-jobdesc tertentu ada beberapa yang aku nikmati, namun secara keseluruhan aku belum bisa mencintainya. semoga paling lama 2 tahun dari sekarang bisa memantapkan hati untuk melepaskan diri dari tanggung jawab menjadi karyawan.

Dari sinilah, dari perjalanan hidup yang sudah aku lalui, aku bisa memetakan misi hidup yang ingin aku jalani. bismillah...

Misi hidup 
: Menjadi ibu profesional dan menebar manfaat melalui tulisan  dan wirausaha
Bidang: Pendidikan ibu dan anak, Kewirausahaan
Peran : Ibu profesional, penulis dan wirausaha

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut

Untuk bisa menjadi ibu profesional yang ahli menulis dan berwirausaha, maka banyak ilmu yang harus dipelajari:

  1. Ilmu agama sebagai pedoman hidup dan  dan menyelaraskan pembelajaran keilmuan lainnya dengan ajaran islam
  2. Ilmu keluarga dan pengasuhan, sebagai bekal untuk menjadi ibu dan istri kebanggaan keluarga serta sebagai bahan tulisan
  3. Ilmu kepenulisan, berupa cara menggali ide, teknik menulis yang baik, ejaan dan gramatika yang benar agar tulisan semakin baik dan layak ddibaca
  4. Ilmu kewirausahaan meliputi marketing, product knowledge, dan managerial
e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup



Saat ini, usiaku ada di angka 30 kurang 3 bulan (2018), aku tetapkan ini sebagai KM 0 dari perjalanan panjang pencapaian misi hidup. Sebenarnya agak terlambat untuk memulai KM 0 di usia memasuki 30 tahun, namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Per hari ini, mulai saat ini, aku akan berusaha dan berkomitmen mendedikasikan waktuku  8 jam per hari untuk mencari ilmu dan mempraktekkan serta menuliskannya. Semoga dalam waktu 4 tahun sudah bisa mencapai 10.000 jam terbang di bidang yang aku tetapkan.

Adapun tahapan milestone yang aku rancang sebagai berikut:
KM 0 – KM 1 ( tahun 1, usia 30 - 31 tahun) : Menguasai Ilmu pengasuhan dan keluarga yang berlandaskan ajaran Islam, bekal untuk menjadi ibu dan istri kebanggaan keluarga serta bahan untuk menulis.
KM 1 – KM 2 (tahun 2, usia 31 - 32 tahun) : Menguasai Ilmu kepenulisan dan mempraktekkannya
KM 2 – KM 3 (tahun 3, usia 32 -  33 tahun) : Menguasai Ilmu kewirausahaan, usaha yang sudah dirintis sejak hari ini sudah berkibar dan berdiri kokohKM 3 – KM 4 ( tahun 4, usia 33 - 34 tahun) : Melayani masyarakat dengan berbagi lapangan kerja dan melalui tulisan / buku

Semoga sebelum usia 40, sudah bisa bebas / mandiri secara finansial, sudah punya karya yang bermanfaat, berdayaguna untuk mayarakat serta menjadi partner setiap hal bagi suami dan menjadi ibu kebanggaan anak-anak. Amin


f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Setelah membaca ulang Checklist di NHW #2 , ternyata masih banyak hal yang perlu aku revisi, termasuk memasukkan waktu khusus untuk mempelajari ilmu yang ingin aku dalami, untuk memantaskan diri menyelesaikan misi hidup.

g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Bismillah...
Lakukan, lakukan, lakukan.
Fokus, fokus, fokus!!!
Komitmen dan konsisten!

Mulai dari sekarang, mulai dari diri kita sendiri, dan mulai dari yang terkecil. Mari kita mengukir sejarah kita sendiri.



Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar